Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rion Nofrianda
Penyampaian materi dari dr. Fikri dalam asistensi kesehatan di SMA IT Imam Syafii 2 Kota Pekanbaru (dok.pribadi/Rion Nofrianda)

Dokter Ikhsanul Fikri menjadi narasumber dalam asistensi kesehatan yang diadakan di SMA IT Syafi'i 2 Kota Pekanbaru, Kamis (14/11/2024). Seminar ini mengangkat tema penting tentang "Kekerasan Seksual dalam Perspektif Kesehatan," yang diikuti oleh para siswa dan guru. Dokter Fikri, yang telah lama berkecimpung dalam dunia kesehatan, berbicara tentang pentingnya kesadaran akan kekerasan seksual dan dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental.

Dalam presentasinya, dr. Fikri menjelaskan bahwa kekerasan seksual adalah tindakan yang merendahkan, menghina, melecehkan, atau menyerang tubuh seseorang, termasuk fungsi reproduksinya. Tindakan tersebut sering kali terjadi akibat ketimpangan relasi kuasa dan gender, yang berdampak besar pada kesehatan fisik dan psikologis korban. Lebih lanjut, dr. Fikri menekankan bahwa kekerasan seksual tidak hanya berpotensi menyebabkan penderitaan fisik tetapi juga mental, termasuk munculnya gejala PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), depresi, dan gangguan kecemasan.

Dalam materinya, dr. Fikri menjelaskan beberapa jenis kekerasan seksual, termasuk pelecehan verbal, intimidasi fisik, serta tindakan tidak senonoh yang mengancam kesehatan reproduksi. Beliau menekankan bahwa korban kekerasan seksual sering kali mengalami gejala gangguan kesehatan mental seperti kecemasan berlebih, stres berkepanjangan, hingga depresi.

"Tidak sedikit korban yang harus menjalani terapi untuk mengatasi dampak psikologis dari trauma yang mereka alami," kata dr. Fikri.

Beliau juga menjelaskan tentang Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), yaitu kondisi yang kerap dialami korban kekerasan seksual. Gejala PTSD ini meliputi kejadian traumatis, mimpi buruk, serta perasaan cemas yang sangat ekstrem. Korban kekerasan seksual juga berisiko mengalami depresi mendalam, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

Dalam bidang kesehatan reproduksi, dr. Fikri menjelaskan dampak signifikan yang dapat dialami oleh korban kekerasan seksual, khususnya wanita. Trauma ginekologi, misalnya, adalah salah satu kondisi yang bisa muncul akibat kekerasan seksual. Trauma ini mencakup berbagai cedera pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius jika tidak ditangani dengan benar. Selain itu, dr. Fikri juga menjelaskan tentang tanda-tanda penyakit kelamin yang perlu diwaspadai, seperti perubahan pada area organ intim, rasa sakit, atau munculnya cairan yang tidak normal.

Sebagai penutup, dr. Fikri menyampaikan pentingnya langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan untuk menangani kekerasan seksual. Menurutnya, kesadaran masyarakat dan edukasi sejak dini menjadi kunci penting dalam pencegahan kekerasan seksual.

"Kita semua harus berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman, baik di rumah maupun di sekolah," tutup Dokter. Fikri.

Selain dari narasumber kesehatan, kegiatan asistensi ini juga diisi oleh narasumber dari psikolog dan juga kepolisian. Seminar ini diharapkan dapat memberikan edukasi yang mendalam bagi para siswa SMA IT Imam Syafi'i 2 Kota Pekanbaru dan membangun kesadaran untuk mencegah kekerasan seksual di lingkungan sekitar mereka.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Rion Nofrianda