Presiden Prabowo Subianto resmi memberhentikan empat pejabat dalam reshuffle kabinet terbaru pada tanggal 17 September 2025, termasuk Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi. Keputusan ini diumumkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 152/TPA Tahun 2025, yang juga mencakup pengangkatan pejabat baru di berbagai posisi strategis.
“Memberhentikan dengan hormat, Hasan Nasbi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan,” ujar pemandu acara di Istana dikutip dari sumbar.suara.com.
Dalam reshuffle kali ini, Presiden Prabowo menunjuk pejabat-pejabat baru yang diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam berbagai sektor. Meskipun demikian, penggantian Kepala PCO menjadi sorotan karena peran strategisnya dalam membentuk citra dan komunikasi publik pemerintah Indonesia.
Latar Belakang Hasan Nasbi
Hasan Nasbi lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia menamatkan pendidikan menengah di SMA Negeri 2 Bukittinggi, lalu melanjutkan studi ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI). Dari kampus ini, ia meraih gelar Sarjana Ilmu Politik pada tahun 2004 (dikutip dari suara.com).
Ia dikenal sebagai seorang konsultan politik yang cukup lama berkecimpung di dunia komunikasi politik. Hasan merupakan pendiri Cyrus Network, sebuah lembaga survei dan konsultan politik.
Dalam sejumlah kesempatan, Hasan lebih banyak dikenal dari kiprahnya mendampingi tokoh-tokoh politik dan keterlibatannya di berbagai kampanye.
Ia pernah mengajukan pengunduran diri pada 21 April 2025, namun pengunduran dirinya sempat dibatalkan setelah Presiden Prabowo meminta agar ia tetap menjabat.
Pada 17 September 2025, Presiden Prabowo akhirnya memutuskan untuk memberhentikan Hasan Nasbi dan menggantinya dengan Angga Raka Prabowo.
Bagaimana dengan Angga Raka Prabowo?
Angga Raka Prabowo, yang lahir pada 8 September 1989, memulai karir politiknya di Partai Gerindra pada 2008. Ia menempuh pendidikan Sarjana Hubungan Internasional di Universitas Jayabaya, dan lulus pada tahun 2011 (dikutip dari suara.com).
Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Pribadi Presiden Prabowo Subianto pada periode 2014–2017 dan kemudian menduduki posisi strategis sebagai Wakil Sekretaris Jenderal serta Ketua Badan Komunikasi Partai Gerindra.
Rekam jejaknya di bidang komunikasi politik dan kedekatannya dengan Presiden Prabowo menjadi pertimbangan utama dalam penunjukannya sebagai Kepala BKP.
Mengapa hal ini penting?
Pergantian dari Hasan ke Angga bukan hanya soal pergantian nama, tetapi juga strategi komunikasi yang akan digunakan ke depan. Komunikasi politik sangat menentukan bagaimana kebijakan, citra, dan pesan pemerintahan tersampaikan ke masyarakat. Dengan pengalaman berbeda, publik menanti apakah Angga mampu menjawab tantangan komunikasi di era digital yang serba cepat.
Publik dan pengamat politik akan terus memantau bagaimana kinerja dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh para pejabat baru terkhusus terhadap tim komunikasi pemerintah dalam meningkatkan komunikasi menjadi lebih efektif dan menjawab tantangan-tantangan yang akan terjadi di kemudian hari.
Baca Juga
-
DPR Tolak Anggaran Tambahan, Nasib IKN Tahap II Dipertanyakan
-
Ghosting Bukan Selalu Soal Cinta: Saat Teman Jadi Avoidant
-
Capres Private Account? Sekarang Bisa Scroll Bebas Lagi!
-
Cermin Nggak Pernah Bohong: Gaya Selfie Favorit Sepanjang Generasi
-
Suara Bisikan Virtual: Cara Gen Z Redakan Insomnia dengan ASMR
Artikel Terkait
-
Rangkap Jabatan, Ini Sosok Angga Raka Prabowo yang Jadi Kepala BKP
-
Ironi Kebijakan Prabowo: Smart TV Dibeli, Guru Honorer Terlupakan
-
Profil Erick Thohir, dari Menteri BUMN Kini Jadi Menpora di Kabinet Merah Putih
-
Reshuffle Kabinet Prabowo: Murni Evaluasi Kinerja atau Sekadar Drama Politik?
-
Prabowo Beri Pangkat Jenderal Kehormatan, Apa Maksud di Baliknya?
News
-
Rangkap Jabatan, Ini Sosok Angga Raka Prabowo yang Jadi Kepala BKP
-
Gebrakan Komjen Suyudi: 'Rumah' BNN Dibersihkan Dulu, 242 Pejabat Ikuti Tes Urine
-
Mengenal Farida Faricha, Aktivis NU dan Kader PKB yang Jadi Wakil Menteri Koperasi
-
Sosok Mertua Tasya Farasya: Dari Tuduhan Pemalsuan Surat hingga Status Keturunan Nabi
-
Bukan Cuma Panggilan, Ini Beda Nama Asli Tasya Farasya di KTP Dulu dan Sekarang
Terkini
-
Foto Manipulatif AI, Pelecehan Seksual, dan Kegeraman Publik di Era Digital
-
Festival Bodri 2025: Diskusi Lintas Sektor Hasilkan Solusi Nyata untuk Kelestarian DAS Bodri
-
Torehkan Prestasi, Kimetsu no Yaiba: Infinity Castle Puncaki Box Office AS
-
Kencing di Dalam Bioskop, Pentingnya Jaga Adab Ruang Publik
-
Starter Pack Smart Home Buat Anak Muda: Mulai dari Mana Biar Gak Boncos?