Tim Pro Ide Universitas Jambi Sebaya sukses menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk “Kenakalan Remaja dan Upaya Pencegahannya pada Generasi Z” yang berlangsung di Masjid Jami’ Desa Senanung, Sabtu (18/10/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh mahasiswa Universitas Jambi Sebaya, dengan Saskiya Mariance sebagai ketua pelaksana dan didampingi oleh dosen pembimbing, Agung Iranda, M.A.
Acara ini menghadirkan Rion Nofrianda, M.Psi., Psikolog, sebagai narasumber utama yang memberikan pemahaman mendalam mengenai fenomena kenakalan remaja, akar permasalahannya, serta langkah-langkah konkret untuk menghindarinya. Dengan dihadiri oleh puluhan remaja Desa Senanung, kegiatan ini berlangsung penuh antusiasme, keakraban, dan refleksi diri.
Dalam sambutannya, Saskiya Mariance menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap generasi muda, khususnya di era digital yang serba cepat dan penuh tantangan moral.
“Kami ingin hadir langsung di tengah masyarakat, terutama untuk remaja generasi Z yang sedang berada pada masa pencarian jati diri. Harapan kami, kegiatan ini dapat menjadi pengingat bahwa masa muda bukan untuk disia-siakan, tetapi untuk ditempa menjadi pribadi yang tangguh, berkarakter, dan berakhlak,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Agung Iranda, M.A., selaku dosen pembimbing kegiatan, menambahkan bahwa pengabdian masyarakat seperti ini menjadi bagian penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Ia menekankan bahwa mahasiswa tidak hanya belajar teori di dalam kelas, tetapi juga harus memiliki kepekaan sosial dan kontribusi nyata bagi lingkungan sekitar.
“Melalui kegiatan sosialisasi ini, mahasiswa belajar berinteraksi dengan masyarakat, mendengarkan masalah yang nyata, serta mencari solusi bersama. Ini sejalan dengan nilai-nilai tridharma perguruan tinggi, terutama dalam aspek pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Sesi utama diisi oleh paparan menarik dari Rion Nofrianda, M.Psi., Psikolog, yang membahas secara mendalam mengenai fenomena kenakalan remaja di era modern. Menurut beliau, kenakalan remaja tidak hanya berbentuk perilaku yang tampak seperti tawuran, penyalahgunaan media sosial, atau pelanggaran norma, tetapi juga mencakup bentuk-bentuk kenakalan yang lebih halus, seperti kurangnya empati, rendahnya disiplin, serta ketidakpedulian terhadap nilai-nilai moral dan agama.
Rion menjelaskan bahwa perubahan sosial yang cepat, paparan media digital yang luas, serta kurangnya komunikasi efektif antara orang tua dan anak menjadi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya perilaku negatif di kalangan remaja.
"Generasi Z tumbuh di era teknologi yang luar biasa. Mereka punya akses informasi yang tak terbatas, tapi kadang justru kehilangan arah karena kurangnya bimbingan nilai. Maka, penting bagi kita semua untuk membekali mereka dengan fondasi moral dan spiritual yang kuat,” tutur Rion.
Lebih lanjut, ia mengajak para peserta untuk menjadi remaja yang BAIK, sebuah akronim yang diciptakan untuk memudahkan pesan moral kegiatan ini, yaitu Berbakti pada orang tua, Aktif dalam kegiatan positif, Ingat kepada Allah, dan Kompak menjauhi kenakalan remaja.
“BAIK bukan hanya slogan, tapi pedoman hidup yang bisa dijalankan setiap hari,” tegas Rion.
“Berbakti pada orang tua adalah kunci keberkahan hidup. Aktif dalam kegiatan positif menjaga kita dari hal-hal yang sia-sia. Ingat Allah membuat hati kita tenang dan tindakan kita terarah. Dan yang terakhir, kompak menjauhi kenakalan remaja artinya kita saling menjaga, saling mengingatkan agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah.”
Pesan tersebut disambut tepuk tangan hangat para peserta. Beberapa remaja bahkan tampak terharu mendengar kisah-kisah inspiratif yang disampaikan oleh narasumber, terutama ketika beliau mengaitkan peran orang tua dalam kehidupan seorang anak.
Selain sesi materi, kegiatan ini juga diisi dengan sesi interaktif berupa tanya jawab dan permainan edukatif yang dirancang untuk menggugah kesadaran remaja akan pentingnya nilai moral, empati, dan solidaritas.
Salah satu peserta, yang merupakan pelajar SMA di Desa Senanung, mengaku bahwa kegiatan ini memberinya banyak pelajaran berharga.
“Saya jadi lebih sadar kalau kenakalan kecil bisa berdampak besar di masa depan. Saya juga jadi tahu pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang tua dan teman,” ungkapnya.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga menjadi wadah silaturahmi antara mahasiswa Universitas Jambi Sebaya dengan masyarakat Desa Senanung. Para panitia turut berkolaborasi dengan pengurus Masjid Jami’ dan perangkat desa dalam mempersiapkan seluruh rangkaian acara. Hal ini menunjukkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang tinggi antara kampus dan masyarakat.
Di sela-sela kegiatan, Agung Iranda, M.A. juga mengapresiasi antusiasme peserta yang begitu luar biasa.
“Melihat semangat adik-adik di Desa Senanung, kami yakin generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan. Tugas kita adalah membimbing mereka agar potensi itu tersalurkan ke arah yang benar,” ujarnya.
Ia juga berharap kegiatan serupa bisa terus dilanjutkan di desa-desa lain sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.
Menjelang akhir acara, Saskiya Mariance menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Ia menekankan bahwa keberhasilan kegiatan ini bukan hanya terletak pada banyaknya peserta yang hadir, tetapi pada perubahan sikap dan kesadaran yang tumbuh dalam diri setiap remaja.
"Kami ingin para remaja pulang dari sini dengan membawa pesan BAIK bukan hanya di kepala, tapi juga di hati dan tindakan sehari-hari,” ujarnya dengan penuh harap.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu tokoh agama Desa Senanung. Suasana khidmat menyelimuti Masjid Jami’ ketika seluruh peserta menundukkan kepala, memohon agar selalu diberi kekuatan untuk menjauhi perbuatan yang tidak baik dan istiqamah di jalan yang diridhai Allah SWT.
Setelah acara resmi berakhir, suasana kebersamaan terus terasa. Para mahasiswa dan peserta saling berfoto, berbincang, dan berbagi pengalaman. Beberapa peserta bahkan menyampaikan keinginan agar kegiatan seperti ini diadakan kembali dengan tema-tema lain yang juga relevan dengan kehidupan remaja, seperti penggunaan media sosial secara bijak, pentingnya menjaga kesehatan mental, dan membangun semangat belajar yang tinggi.
Kegiatan sosialisasi kenakalan remaja yang diinisiasi oleh Tim Pro Ide Universitas Jambi Sebaya ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda kampus mampu menjadi penggerak perubahan sosial. Dengan mengedepankan pendekatan edukatif dan spiritual, kegiatan ini berhasil menghadirkan suasana pembelajaran yang menyenangkan sekaligus menggugah kesadaran moral peserta.
Melalui pesan BAIK Berbakti pada orang tua, Aktif kegiatan positif, Ingat Allah, dan Kompak menjauhi kenakalan remaja seluruh peserta diharapkan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pesan tersebut tidak hanya menjadi semboyan kegiatan, melainkan juga menjadi panduan hidup agar remaja dapat tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak, produktif, dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian, kegiatan ini juga memperlihatkan bagaimana sinergi antara dunia akademik dan masyarakat mampu melahirkan perubahan positif. Universitas Jambi Sebaya melalui Tim Pro Ide menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat, membawa semangat edukatif, inspiratif, dan solutif, khususnya dalam membentuk karakter generasi muda yang tangguh menghadapi tantangan zaman.
Sebagaimana disampaikan dalam penutupan oleh narasumber, Rion Nofrianda, M.Psi., Psikolog, “Kenakalan remaja bukanlah takdir. Ia hanyalah hasil dari pilihan-pilihan yang kita ambil. Maka pilihlah jalan yang benar, jalan yang membawa kita lebih dekat pada kebaikan dan jauh dari penyesalan.”
Pesan tersebut menjadi penutup yang mengena bagi seluruh peserta. Mereka pulang dengan senyum dan semangat baru semangat untuk menjadi remaja BAIK, remaja yang berbakti, aktif, ingat Tuhan, dan kompak dalam menjauhi segala bentuk kenakalan. Dengan demikian, kegiatan sosialisasi ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga momentum lahirnya komitmen bersama untuk membangun generasi yang lebih baik bagi masa depan bangsa.
Baca Juga
-
Go Internasional, Dosen FKIK UNJA Gelar Pengabdian di PPWNI Malaysia
-
Ruang Publik yang Terkolonisasi: Literasi, Media, dan Pertarungan Wacana
-
Kesadaran Diri, Antara Jalan Menuju Kebebasan atau Jerat Overthinking
-
Komunikasi Massa: Antara Kuasa Informasi dan Manipulasi Realitas
-
Aroma Cempaka: Kesederhanaan yang Menyimpan Kemewahan Rasa
Artikel Terkait
-
Go Internasional, Dosen FKIK UNJA Gelar Pengabdian di PPWNI Malaysia
-
Tingkatkan Kepuasan Kerja, Psikologi UNJA Gelar Pelatihan bagiDosen PPPK
-
Otak Kriminal Pelajar Jakut: Iuran Beli Air Keras Patungan, Cari Lawan, Korban Disiram Brutal
-
Ulasan Novel Aporia: Keraguan dan Kebingungan yang Tidak Mudah Dipecahkan
News
-
Hasan Nasbi Sentil Gaya Komunikasi, Menkeu Purbaya Beri Jawaban Menohok!
-
Ikut Kocok Doorprize, Momen Gibran Hadiri Acara Mancing Mania di Bekasi
-
Sidang Kasus Tangki Merak: Karen Agustiawan Ungkap Tekanan dan Beban Tak Adil untuk Pertamina
-
Rahasia Konsisten: 7 Langkah Sederhana Ubah Niat Jadi Kebiasaan Nyata
-
Lagi, PSM UAJY Juara di Ajang Internasional 1st Sarawak Choir Competition
Terkini
-
5 Inspirasi Outfit Kasual ala Changbin Stray Kids, Anti Mati Gaya!
-
6 Anime yang Dilarang Tayang di Berbagai Negara karena Kontroversial
-
Jenuh Scroll TikTok? Ini 5 'Mode' Rahasia Biar Hidupmu Nggak Gitu-Gitu Aja
-
Tilda Swinton Dikabarkan Jadi Voldemort di Serial Harry Potter HBO
-
Inspirasi Makeup Simple Untuk Halloween, Kamu Pilih yang Mana?