Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Rizka Utami Rahmi
Ilustrasi penulis (Freepik.com/nakaridore)

Bagi orang yang sudah mengalami peliknya persaingan dunia kerja di perkantoran pasti sepakat jika ada beberapa hal yang bisa menjadi hambatan ketika ingin memasuki dunia kerja. Mulai dari mencari lowongan pekerjaan yang terasa sulit. Banyaknya perusahaan yang mencantumkan persyaratan yang dirasa terlalu sulit bahkan cenderung diskriminasi karena menginginkan kandidat berasal dari universitas ternama atau sekedar mencari kandidat yang usianya masih terbilang muda.

Padahal semua orang memiliki hak yang sama dalam mencari pekerjaan. Mengutip dari postingan Rustam Ismail, seorang HR pada situs portal pencari kerja, ia menyayangkan banyaknya perusahaan yang cenderung menutup kesempatan terhadap keinginan orang lain memperoleh pekerjaan yang diimpikannya dengan menuliskan detail persyaratan hingga umur kandidat.

Lantas dimana letak masalahnya? Perusahaan juga berhak memilih kandidat yang terbaik bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Namun menurut Rustam Ismail, seorang HR lulusan Universitas Negeri Papua ini menambahkan, hendaknya perusahaan juga menilik kembali Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan RI, Pasal 5: Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Maka sekali lagi kita dihadapkan pada kondisi dimana kita yang harus menyesuaikan keadaan lapangan pekerjaan di negara kita tinggal.

Jika memang seperti itu kondisi yang ditemukan di lapangan, maka tidak ada salahnya jika kita memulai sesuatu profesi yang bisa dilakukan oleh semua orang, tanpa mengenal gender, usia, ras, agama, ataupun penampilan yang bisa menjadi tolak ukur dalam sebuah bidang pekerjaan. Ketika saya menghadiri sebuah acara pertemuan antar penulis beberapa waktu lalu, saya sangat takjub begitu banyak profesi berkumpul dalam wadah sebagai orang-orang yang berkontribusi dengan tulisannya masing-masing. Tidak ada batasan umur, jenjang pendidikan atau bahkan kondisi fisik yang kekurangan pun tetap bisa menjadi seorang penulis. 

Jangan pernah meremehkan profesi menulis, karena banyak hal baik yang bisa didapatkan, selain menambah wawasan, menulis juga bisa mengantarkan kita kepada penghasilan tambahan. Banyaknya kompetisi menulis yang ditawarkan platform menulis bisa dijadikan ajang untuk men-challenge diri dalam menambah skill menulis, selain itu jika menang juga bisa mendapatkan hadiah yang tidak main-main. Karena itu tetaplah menulis apapun yang bermanfaat yang bisa dibagikan kepada orang lain. 

Terakhir, sebagai seorang penulis hendaknya menyampaikan hal-hal baik dan bermanfaat, agar ilmu dan informasi yang kita berikan bisa menjadi ladang amal untuk bekal nanti. Selamat menulis dan salam literasi!

Rizka Utami Rahmi