Buku terbitan Hujjah Press ini tergolong tipis, ketebalannya 184 halaman saja. Tapi muatan isinya, bisa dibilang padat, lantaran amat berbobot. Topik yang diangkat pun cukup kontroversial, ialah seputar dunia pelangi atau homoseksual.
Judul buku ini lumayan panjang, ialah: Membongkar Rahasia Jaringan Cinta Terlarang Kaum Homoseksual. Buku ini diterbitkan ketika ramai kasus mutilasi yang didasari cinta sesama jenis dengan pelaku pemuda asal Jombang, bernama Ryan. Julukannya Ryan Sang Jagal. Sebab pemuda itu tak segan-segan membunuh dan memutilasi laki-laki yang jadi ‘kekasihnya’. Korban Ryan, tidak satu-dua, melainkan banyak. Ryan sendiri tidak terlalu ingat jumlah tepatnya.
Walau kasus tersebut sudah lama berlalu, isi buku ini masih relevan dibaca zaman sekarang. Sebab, kita sama-sama tahu, kelompok penyuka sesama jenis, baik gay maupun lesbian, semakin getol menunjukkan eksistensi mereka. Apalagi karena lembaga internasional, banyak yang menyokong kelompok ini dengan gelontoran dana fantastis.
Bukan berarti diskriminatif dan intimidatif sebagaimana kerap dituduhkan, ketidaksetujuan terhadap kelompok tersebut didasarkan kepada aspek agama dan kesehatan. Bukan benci, bukan kesumat. Sebaliknya, hanya kepedulian akan kemanusiaan dan ketaatan kepada Tuhan semata.
Buku ini terdiri dari sepuluh bab: definisi homoseksualitas, pandangan agama samawi seputar hal tersebut, ciri-ciri kaum homoseksual dari penampilan maupun gesturnya, tipe orang yang disasar kaum homoseksual untuk dijadikan partner, faktor penyebab homoseksual, sejarah homoseksual, eksistensi kaum homoseksual di Indonesia belakangan hari, mencermati homoseksual dari perspektif medis, tips menyikapi teman yang homoseksual.
Penulis buku berkeyakinan, perihal homoseksual adalah fenomena global. Jika tidak segera ditanggapi, maka akan semakin bersimaharajalela. Di banyak negara Barat dan sebagian negara Timur, sekarang, telah marak legalisasi pernikahan sesama jenis. Artinya, perkawinan sesama jenis telah disahkan menurut peraturan sejumlah negara.
Penulis mengharap, semua pihak yang peduli terhadap keberlangsungan nasib kemanusiaan, dapat saling bersinergi merintangi geliat kaum homoseksual, sesuai kapasitas masing-masing.
Sekali lagi, bukan karena benci dan tidak suka keberagaman, melainkan semata karena telah jelas bahaya perilaku homoseksual ini seperti tersebarnya penyakit menular seksual, terancamnya keberlangsungan populasi manusia, degradasi moral, dan sebagainya.
Video yang mungkin Anda suka:
Tag
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Novel The New Girl: Sisi Gelap Draycott Academy yang Penuh Diskriminasi
-
Ketidakadilan Sistem Kolonial "Anak Semua Bangsa", Upaya Pembebasan Rakyat
-
5 Rekomendasi Buku untuk Belajar Mindfulness ala Orang Jepang, Wajib Baca!
-
Ulasan Buku: Lima Cerita: Kisah-kisah Menjadi Dewasa oleh Desi Anwar
Rona
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
Lakukan Penanaman Pohon, Suara.com Luncurkan Suara Hijau dan Green Media Network
-
Membincang Pertolongan Pertama pada Psikologis
-
Gender Integrity Pact, Wujud Nyata Pemberdayaan Perempuan di Desa Tretep
-
Mengubah Sampah Menjadi Emas di Bank Sampah Surolaras
Terkini
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia Wajib Jaga Marwah saat Ladeni Afghanistan
-
3 Pemain Timnas Indonesia U-17 yang Layak Promosi ke Level Timnas U-20
-
Berniat Rayakan Galungan di Bali: 3 Aktivitas Ini Bikin Kamu Makin Dekat dengan Budaya Lokal
-
Timnas Indonesia U-17: Tim Non-unggulan yang Bikin Lawan-Lawannya dalam Posisi Sulit
-
Lolos Piala Dunia U-17 2025, 3 Pemain Keturunan Ini Bisa Dinaturalisasi!