Sebagai orang dewasa, sudah semestinya kita saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Terlebih kita hidup di dunia ini pasti membutuhkan kehadiran orang lain, baik itu kerabat, tetangga, teman, dan yang lebih luas lagi adalah: lingkungan sekitar kita.
Kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang heterogen. Di mana masing-masing orang memiliki karakter dan perilaku beragam. Perbedaan pendapat yang terjadi di sekitar kita adalah hal wajar yang harus disikapi dengan bijaksana. Tanpa sikap bijaksana dan toleransi, tentu kedamaian hidup akan sulit didapatkan.
Bicara tentang kedamaian dan sikap toleransi, kita bisa belajar pada tulisan-tulisan dalam buku “Hidup Damai di Negeri Multikultur” (Gramedia, 2017) yang ditulis oleh 77 penulis dari Forum Alumni Muslim Exchange Program (MEP) Australia-Indonesia, menceritakan pengalaman mereka ketika berkunjung dan berdialog dengan berbagai komunitas keagamaan, budayawan, pratisi pendidikan, aktivis sosial-kemasyarakatan, serta pemerintah, baik di Australia maupun Indonesia.
Harmoni merupakan salah satu sikap penting dalam kehidupan masyarakat multikultural. Harmoni yang berarti menghormati, menghargai, dan menerima satu sama lain sangat dibutuhkan demi terciptanya masyarakat yang damai, adil, dan sejahtera. Kehidupan multikultural di Australia dan Indonesia patut dijaga dan lestarikan demi terciptanya masyarakat yang teratur dan harmonis (hlm. 107)
Dalam buku ini, Sari Nurulita, MEP 2015, mengungkapkan, “Tak perlu keliling dunia untuk bisa mengenal keragaman komunitas dan budaya. Datanglah ke Australia. Di sana akan kita temukan keragaman komunitas dan budaya dunia”.
Sementara itu, Ienas Tsuroiya, MEP 2003, merasa beruntung berhasil terpilih untuk ikut dalam program MEP di tahun kedua pelaksanaannya, 2003. Progam ini bertujuan utama untuk membangun hubungan baik antara masyarakat muslim di Indonesia dan Australia. Pendeknya, kegiatan MEP yang singkat tapi padat ini sangat bermanfaat. Satu hal yang paling berkesan dalam program ini, kami berinteraksi langsung dengan muslim yang berbeda mazhab. Contoh kecilnya di Indonesia mayoritas muslimah salat mengenakan mukena, sesuatu yang jarang dijumpai di Australia (hlm. 163-165).
Terbitnya buku “Hidup Damai di Negeri Multikultur” penting dibaca oleh siapa saja, terlebih para mahasiswa, untuk meningkatkan kepekaannya terhadap kondisi masyarakat di berbagai belahan dunia yang sangat beragam.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Kang Dedi Mulyadi Selalu Ingat Bersyukur dan Filosofi Hidup Sederhana
-
J2PS Ingatkan Potensi Bahaya Sampah dan Pentingnya Penegakan Hukum
-
Bertemu Masyarakat Indonesia di New York, Airlangga Hartato Diskusikan Berbagai Isu
-
Instruksi Keras Kapolri kepada Anggota: Jangan Ghosting Masyarakat!
-
Ini Alasan untuk Berhenti Menggunakan Makeup Remover Wipes, Yuk Jajal Alternatif Lain
Rona
-
Proker KKN Membuat Ganci dari Kain Perca: Edukasi Cinta Bumi Sejak Dini
-
Dari Limbah Jadi Tinta: Kreativitas Anak Bangsa
-
Polusi di Kota Besar: Penjajahan Baru yang Membelenggu Kehidupan
-
Mulai dari Kita: Mengelola Sampah Rumah Tangga Demi Bumi Lestari
-
Ketika Nafsu Belanja Tak Terbendung, Bumi Menjerit Lewat Cuaca Ekstrem
Terkini
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi
-
Ulasan Novel Pulang Pergi: Sisi Gelap dan Mematikan Shadow Economy!
-
Suara Anak Muda untuk Bumi: Cinta Indonesia, Kok Masih Buang Sampah?
-
4 Gaya Shin Si A yang Bisa Jadi Ide OOTD Nongkrong yang Keren Banget!
-
Tidak Sepopuler Sepak Bola, Ini Alasan Futsal Masih Awam di Masyarakat