Ilustrasi Pemandangan. (Shutterstock).
Jika angin selaksa mewarna awan,
Air menggenang sejuk dihantarkan
Kaki menapak bebatuan terjal mengandung darah disekujur gelora
Air susu tercecer dari dada, menawan sejuta gudang masa depan
Gunung-gunung menatap silau di ketinggian
Sayu terdengar irama nyanyian
Bertasbih di atas rerumputan
Mengawini sehimpun impian,
Agar tangis tak membanjiri lautan masa depan,
Agar rengekan bayi mungil terdengar manja bukan menangis kesakitan
Jika selaksa angin mewarna awan,
Dicatatnya panggilan kebebasan.
Teruntuk para ibu guru,
Rumah Punden, 2020
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Fenomena Maskot dalam Futsal: Sarana Pengekspresian Diri bagi Anak Muda
-
Ulasan Novel Mean Streak: Keberanian Memilih Jalan Hidup Sendiri
-
Daniel Craig akan Terus Main di Seri Knives Out, Asal Syarat Ini Dipenuhi
-
Sakura dalam Pelukan: Hangatnya Cinta Ayah yang Jarang Diceritakan
-
Ulasan Novel Petjah: Benang Takdir yang Membuka Luka di Masa Lalu