Malam menyambut dahaga untuk siang hari.
Aku duduk bercerita, memandang pada arah tujuan bersama.
Tersentuh, namun tidak dapat dirasakan dari pengikat kesetiaan.
Jalanan berlumpur adalah kenangan bersama telah menjadi saksi mata.
Warung-warung kopi menjadi tempat mengulas perjuangan yang tidak ada hentinya.
Engkau pun kawan pasti merasakan getaran sumpah suci.
Gubuk masih berdiri utuh tempat kita bernaung siang dan malam.
Lembaran-lembaran putih meriuk seakan minta tolong ingin keluar dari kegelapan.
Walau raga tidak bersama, namun jiwa tetap menyatu.
Luas samudra tidak akan mampu memisahkan persahabatan sejati.
Namun, aku ingin menitip pesan!
Ku harap engkau nantinya tidak terlena dengan kenikmatan-kenikmatan sesaat.
Dan berharap engkau sadar bahwa kenikmatan sesungguhnya telah kita tanam dari awal.
Baca Juga
-
Qurban di Zaman Digital: Tantangan dan Harapan Generasi Muda
-
Terbaru di 2025! Ini 5 Cara Menggandakan Aplikasi di Ponsel Android
-
Bisa Langsung Install! Begini Cara Unduh WhatsApp di iPad
-
Pancasila di Ujung Jari: Refleksi Hari Lahir 1 Juni di Era Digital
-
Terbaru! Begini Cara Edit PDF di Microsoft Word Tanpa Convert Ulang
Artikel Terkait
-
Kisah Cinta Nenek 54 Tahun Dapat Jodoh Pria Lebih Muda, Menikah untuk Ketiga Kalinya
-
Sinopsis Ikatan Cinta 8 Juli 2021: Aldebaran Semprot Nino, Mama Sarah Ambruk di Penjara
-
8 Potret Rindu Adji, TikToker yang Disebut Mirip Rizky Billar Sekaligus Lesti Kejora
-
Tanda-tanda Doi Juga Suka Sama Kamu, Cinta Tak Bertepuk Sebelah Tangan!
-
Adu Gaya 10 Pesona Sonia Alyssa dan Ayya Renita, Rebutkan Rendy Ikatan Cinta
Sastra
Terkini
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3
-
Jackson Wang Ungkap Rasa Sakit Jalani Hubungan Toksik di Lagu Hate To Love
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor