Apa kabar hari ini?
sudah lama aku tak menenun puisi
sekusut begini
tiap musim bertukar musim, tiap angin beralih arah,
tiap dahan disusul daun baru
aku membayangkan kenangan tak pernah tua
dalam benak usia
apa kabar hari ini?
ingin sekali aku bertanya sembilan puluh sembilan kali
pada jarak antara sudut masa lalu dan sekarang
yang senantiasa punya jawaban;
akhirnya!
kadang aku menerka-nerka
mengapa rapal awal dan akhir tak sanggup dihafal
padahal keduanya diciptakan pertemuan dan perpisahan
yang dibawa turun Adam dari sorga
sampai akhirnya tiba pada kita
Apa kabar hari ini?
simpan tanya itu untuk masa yang akan datang
lalu tengok puisi dari tempatmu tinggal
ada jarum jam yang bersahut-sahutan
ada rintik, gerimis dan hujan
bernyanyi-nyanyi di ujung malam
; bayang-bayang
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Standar Tinggi, Upah Minim: Benarkah Rakyat yang Tidak Kompeten?
-
Ambisi Levi Colwill bersama Chelsea Usai Juarai Piala Dunia Antarklub 2025
-
Kontroversi AFC! Keputusan Aneh Ancam Mimpi Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
-
4 Sheet Mask yang Berbahan Tea Tree Ampuh Atasi Jerawat dan Kontrol Minyak
-
Persik Kediri Gaet Imanol Garcia, Eks Pemain Osasuna dengan CV Menjanjikan!