Tembok dinding sudah rapuh.
Impian telah kau gapai.
Gelar sudah kau sandang.
Masa sulit telah kau lalui dengan setetes perjuangan.
Engkau akan keluar dari zona pendidikanmu.
Engkau mampu taklukkan selembar ijazah yang lama terkunci di laci.
Engkau sangat bangga melihat tawa di sekelilingmu.
Seakan berteriak 'aku sudah lepas dan bebas ke mana saja'.
Mimpi yang sudah kau bangun telah kau persembahkan.
Sejarah akan mencatat itu semua.
Lalu, benarkah itu adalah akhir?
Bukan, tentu bukan. Itu adalah awal perjuangan di tempat yang berbeda.
Lembaran itu akan berteriak sepanjang malam.
Akan kau dituntut pada persaingan sebenarnya.
Persaingan membahagiakan orang tercinta.
Melawan tembok sebenarnya yang selama ini bening kau lihat.
Itu adalah awal dari akhirmu sekarang.
Baca Juga
-
Etika Komunikasi di Media Sosial: Bijak Sebelum Klik!
-
Guru, Teladan Sejati Pembentuk Karakter Anak Sekolah Dasar
-
Pendidikan di Era Global: Belajar dari Dunia, tapi Tetap Jadi Diri Sendiri
-
Etika Pesantren Hilang di Layar Kaca? Kritik Pedas Tayangan yang Merendahkan Tradisi
-
Remaja, Mental Health, dan Agama: Saat Dunia Bising, Iman Tempat Kembali
Artikel Terkait
-
Setahun Berjalan, Hilirisasi Kementerian ESDM Dorong Terciptanya 276 Ribu Lapangan Kerja Baru
-
Lowongan Kerja PT Surveyor Indonesia: Syarat, Jadwal dan Perkiraan Gaji
-
Ledek Kubu Roy Suryo Cs? Pentolan ProJo usai Jokowi Pamer Ijazah: Tanya Mas Roy Sajalah
-
Kini Jadi Terdakwa, Razman Arif Nasution Bikin Laporan Baru ke ES, SC dan A
-
Feri Amsari Serang Ijazah Gibran, Singgung Sertifikat Bimbel
Sastra
Terkini
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan