Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Rico Andreano
Ilustrasi langit siang. (pixabay.com)

Berada di pekarangan rumah kala siang hari dalam naungan panas terik matahari. Panas terik matahari yang terasa menyengat raga begitu dahsyatnya tanpa ampun. Terhampar pohon-pohon bergerak berhembus angin menyapa diriku memberi nuansa kesejukan bagi raga. Sejenak beristirahat di depan pekarangan rumah dari kepenatan rutinitas sehari-hari.

Suasana siang dalam musim kemarau yang telah menyambut setelah sekian lama hujan melanda. Hujan derasnya yang takkan berhenti menghias seluruh kehidupan bumi. Musim kemarau penuh keceriaan berhias hiburan anak-anak yang banyak bermain di sekitar rumah.

Menatap langit siang hari sangat menawan. Melihat awan-awan putih yang menghias langit siang membiru dengan bersihnya. Sinar matahari menguning menemani suasana siang hari. Memancar sinar matahari menyambutku dalam penuh hangat.

Kutatap bertebaran burung-burung berkicau di langit cerah siang hari. Berkicau saling membalas kicauan satu lain. Bertebaran burung-burung yang bergerak sangat menarik hingga rasa ceria yang mendekap di jiwaku.

Tersenyum melihat bertebaran burung-burung bergerak terus dalam naungan suasana siang hari. Sepanjang siang mengepakkan sayapnya dalam alam kehidupan angkasa. Siang hari terdengar penuh lantunan merdu bunyi gemercik sebuah sungai kecil berada di dekat rumah.

Gemercik sungai bergerak dalam penuh ketenangan air yang mengalir. Mengalir terus takkan berhenti selamanya. Sungai kecil yang terasa dingin di tangan. Tak lupa terdengar gelak tawa anak-anak bermain depan rumah dalam keriangan hati.

Anak-anak tak kenal rasa penat bermain saat siang hari. Hanyalah raut wajah keceriaan yang menghias pada diri anak-anak. Alangkah senangnya perasaan anak-anak yang sangat lugu bermain bersama. 

Rico Andreano