Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Rico Andreano Fahreza
ilustrasi gambar lentera (pixabay.com)

Lentera yang terus bersinar sepanjang detak masih berjalan. Takkan peduli dengan waktu yang kian lama kian terus melesat sangat cepat. Dalam denyut yang masih berjalan hingga akhirnya.

Akan terus bersinar memberikan terangnya buana yang diselimuti gelapnya rasa was-was dan galau. Galau yang sekian lamanya mendekap buana. Sungguh sangat saat tertekan perasaan galau penuh kerancauan nasib.

Permai lentera yang sangat terang benderang memberikan cahaya ilham yang nyata bagi alam kehidupan di seantero buana. Buana yang tercekik dahsyatnya kegalauan dalam ancaman kehancuran akibat pemanasan global. Petaka besar datang bertubi-tubi terimbas pemanasan global.

Petaka demi petaka datang menghantui seantero bumi. Berbagai petaka yang tak ada habisnya menghantam buana. Kala itu buana sedang merasakan pahitnya sebuah kegalauan kala dirundung petaka yang sangat ganas. Ganasnya petaka yang seakan tak bisa dilawan.

Putus asa datang menghadang buana. Buana sedang dirundung pilu berbaur tangisan penuh kesedihan. Kegalauan buana yang seolah tak pernah surut membersamai buana. Entahlah dengan nasib buana kala itu yang kian terancam seluruh alam kehidupan di dalamnya.

Namun sedikit demi sedikit buana mulai menampakkan riang gembira yang terpahat di wajahnya. Perlahan seantero penduduk buana membantu meringankan masalah pemanasan global. Bekerja sama membantu sesama penduduk buana.

Lentera bangkitnya buana dari kegalauan pemanasan global kian bersinar abadi sepanjang bumi kian terus berdenyut.

Rico Andreano Fahreza