Sebuah tatapan kiasan yang layu yang tak pernah menatap ke arah jalan lurus. Semakin menyimpang dari jalan yang diberikan dari-Nya. Tatapan penuh laknat yang selalu bersama. Detak waktu yang semakin berpacu cepat tak pernah berhenti sekalipun. Tatapan tuk berbuat nista yang mendorong nafsu setan yang berdiam pada raga.
Kiasan tatapan melangkah jalan yang salah dengan dorongan setan yang penuh bujuk rayu. Dengan mudahnya terperdaya oleh tipu muslihat setan yang menjebak manusia dalam kesesatan yang abadi. Padahal setan adalah musuh manusia yang nyata.
Dengan bebal manusia terjebak dalam perangkap setan yang terkutuk. Dengan bangganya manusia menjadi sahabat setan. Dengan tertawa setan puas mencari sahabat. Berkawan dengan setan melawan seruan larangan-Nya yang sangat jelas.
Kuasa nafsu yang bengal yang mengajak manusia dalam menatap langkah yang melenceng dari petunjuk yang diberikan oleh-Nya. Semakin mengundang murka Illahi yang sangat dahsyat dengan dera bagi manusia yang menjadi sahabat setan.
Jiwa yang sangat kotor berbaur api setan yang membara tak membuat manusia peduli dengan ancaman siksa-Nya. Seolah manusia menganggap remeh akan siksa-Nya. Yang tersesat mau kembali menuju jalan-Nya. Yang tergores tingkah keji pada sesama manusia. Yang tak ada lagi hakikat manusia bermanfaat bagi sesama manusia.
Tinggal menunggu siksa-Nya yang jelas semakin bagi manusia licik. Menjadi sahabat abadi dalam kesesatan selama-lamanya. Kiasan kesesatan semakin merapat pada raga manusia yang diliputi hawa nafsu setan.
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Kualifikasi AFC U-23 dan Akhir dari Gendongan Rafael Struick di Timnas Garuda Muda
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
OTW Hollywood! 5 Fakta Kenapa Film Sore: Istri dari Masa Depan Bisa Jadi Jagoan Kita di Oscar
-
Hijau Jadi Tempat Aman: Kenapa Gen Z Lebih Nyaman Cerita di Close Friend?
-
Buku Masih Jadi Teman atau Sekadar Tanda Kehadiran di Kampus?