Rupa kemunafikan cinta bermuara pada segenap rayuan manis terlontar. Terlontar dari ungkapan perasaan cinta yang tak terbendung. Terasa manis kalimah rayuan yang menghisap naluri pikiran. Naluri pikiran bisu tak berkata apa-apa dalam isyarat kemunfikan cinta. Penuh tipuan sejati hanya membawa petaka abadi.
Petaka yang mengancurkan sendi-sendi kehidupan dalam petualangan cinta. Kemunafikan cinta yang telihat tampak indah. Namun itu semua hanya ilusi terpancar dari tatapan mata yang silau akan imaji cinta.
Cinta yang terkandung ketulusan terkadang hanya sebuah polesan nyata pada rupa yang berwatak licik. Kebohongan bertopeng ketulusan yang terlukis. Kemunafikan cinta bertumpu padu pada sandaran utama ungkapan semu. Hanya membekas luka nyata berujung teka-teki nasib dua jiwa manusia.
Kala laki-laki bertemu pada rupa wanita begitu terpanjat kagum. Laki-laki menyergap rupa wanita pada kalimah perasaan cinta teramat lembut. Namun nyatanya hanyalah rasa lembut yang menipu. Cinta hanyalah isyarat pertemuan yang amat mempesonakan hati. Terkubur segala kebohongan bernaung pada untaian kalimah cinta membius nalar.
Wanita terbuai segala manisnya afsun ungkapan cinta. Yang buta raganya dalam kefanatikan cinta yang membabi buta. Sandiwara asmara berbaur nestapa duka berselubung rangkaian pengkhianatan abadi. Sebuah kata bernama hanyalah jebakan nyata menuntun langkah sunyi pada petaka keabadian.
Berucap sangat merdu kalimah perasaan cinta penuh puitis yang membujuk alam pikiran wanita. Betapa lugunya wanita terjebak dalam bayang-bayang kemunafikan cinta.
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Kasual Edgy sampai Playful Chic, Intip 4 OOTD Hangout ala Ningning aespa!
-
Cedera Parah, Luca Marini Tak Digantikan untuk MotoGP Aragon 2025
-
Dari Kearifan Lokal hingga Gerakan Global: Inilah Politik Bumi yang Bisa Selamatkan Kita!
-
Piala AFF U-23: Membedah Pencapaian Para Pesaing Timnas Indonesia di Fase Penyisihan Grup
-
Hari Lahir Pancasila di UNJA: Dari Upacara hingga Aksi Nyata Membangun Bangsa!