9 Juli 2021, akhirnya film Black Widow resmi dirilis via Disney+ Premiere. Sebenarnya, di Indonesia sendiri harusnya juga sudah tayang di bioskop pada tanggal tersebut. Namun, karena sedang diberlakukan PPKM darurat, akhirnya batal.
Film ini merupakan film solo Black Widow satu-satunya di MCU (Marvel Cinematic Universe). Mengambil latar waktu setelah event Civil War dan sebelum Infinity War, film ini berusaha mengulik lebih dalam back story dari karakter Natasha Romanoff.
Film Black Widow menampilkan beberapa karakter baru yang belum pernah muncul sama sekali di film-film MCU sebelumnya. Contohya seperti Yelena Belova, Melina, Alexei, juga Taskmaster. Seperti yang ada dalam beberapa trailer-nya, film Black Widow memiliki 2 babak waktu. Pertama, babak saat Natasha Romanoff masih kecil; kedua, babak saat Natasha dalam pelariannya pasca tragedi Civil War. Sama halnya dengan film-film MCU lainnya, film Black Widow juga dibumbui sedikit komedi dan sains.
Film Black Widow sangat bagus menurut saya. Saya merekomendasikan teman-teman untuk menontonnya. Namun, menurut saya ada beberapa hal yang nampaknya membuat film Black Widow serasa agak kurang greget. Setidaknya, ada 3 hal menurut saya pribadi, yakni:
1. Villain
Dreykov adalah villain utama di film Black Widow. Ia merupakan pemilik Red Room, tempat di mana para Black Widow dilatih. Dalam film ini, karakter Dreykov digambarkan sebagai orang yang mengandalkan kecerdasannya dalam bertindak. Dreykov adalah ahli strategi dan tidak memiliki kemampuan bertarung yang mumpuni.
Sayangnya, penggambaran Dreykov sebagai villain dalam film ini saya rasa agak kurang greget untuk sekelas film super hero. Kelemahan Dreykov bahkan sudah diketahui oleh Melina yang sebelumnya menyusun rencana mengalahkannya bersama Natasha.
Bukan hanya itu. Setelah kelemahannya diketahui, Dreykov terlihat sangat ketakutan. Dia bahkan minta perlindungan dari para pengikutnya. Umur Dreykov di film ini pun sangat singkat, dia mati di babak akhir film. Entahlah! Apakah Dreykov benar-benar mati atau tidak, mengingat beberapa film MCU sebelumnya sering menampilkan scene yang bisa menyebabkan kematian seseorang, tapi ternyata ia kembali muncul di film-film berikutnya. Jawabannya akan kita lihat di proyek MCU mendatang.
2. Clint Barton dan Budapest
Seperti diketahui, Natasha dan Clin Barton sering menyinggung tentang Budapest, misalnya di film The Avengers dan Avengers: End game. Hal tersebut tentu membuat penonton bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Natasha dan Clint Barton di Budapest. Katanya, ia bakal terjawab di film Black Widow. Benar sih, memang terjawab. Tapi porsinya masih kurang menurut saya.
Awalnya saya mengira hal tersebut bakal ditampilkan dalam suatu scene. Ternyata, ia hanya disinggung sekejap dalam perbincangan antara Natasha dengan Yelena. Mungkinkah apa yang terjadi di Budapest ini akan mendapat tempat juga di series Hakweye nanti?
3. Red Guardian dan Taskmaster
Alexei Shostakov alias Read Guardian merupakan representasi dari Captain America-nya Uni Soviet. Dalam film Black Widow, Red Guardian lebih digambarkan sebagai orang yang suka membual. Porsi bicaranya lebih banyak dibanding porsi akhirnya. Red Guardian ditampilkan sebagai sosok dengan human strength hanya di pertengahan film. Saat berhadapan dengan Taskmaster, dia terlihat kurang mampu memberikan perlawanan yang berarti. Mungkin hal tersebut disebabkan oleh faktor usia kali ya.
Sementara itu, Taskmaster sendiri digambarkan sebagai ahli meniru cara bertarung orang lain hanya dengan melihatnya. Hal tersebut didukung oleh teknologi yang digunakannya. Identitas Taskmaster di film Black Widow berbeda dengan identitasnya di game Marvel Future Fight yang mengacu pada komik. Dalam game tersebut, nama asli dari Taskmaster adalah Tony Master. Dia merupakan mantan agen S.H.I.E.L.D. Hal tersebut jauh berbeda dengan yang ada di film Black Widow. Mungkinkah kasus Taskmaster ini sama dengan kasus The Mandarin dalam film Iron Man 3? Ya, The Mandarin dalam film Iron Man 3 ternyata palsu, yang asli akan muncul di film Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings nanti. Tak menutup kemungkinan sih nasib Taskmaster ini akan sama.
Terlepas dari ketiga hal di atas, film Black Widow sangat recommended untuk ditonton. Alasan utamanya menurut saya adalah koreografi bertarung yang apik. Film ini juga cukup menguras emosi khususnya dalam scene reuni keluarga Natasha yang 'palsu'. Selaras dengan penuturan sang sutradara bahwa film ini hendak menyampaikan pesan tentang keluarga yang semestinya dibentuk, bukan didapatkan.
Tag
Baca Juga
-
Menggugat Sekolah yang 'Tak' Bersalah
-
Film Encanto: Tak Ada Keluarga yang Benar-benar Sempurna
-
Doctor Strange MoM: Menyelamatkan Dunia Bukan Perkara yang Membahagiakan
-
Privilese Spider-Man dan Batman serta Korelasinya dengan Konsep Berbuat Baik
-
Imam Al Ghazali dan Tuduhan Soal Penyebab Kejumudan Berpikir
Artikel Terkait
Ulasan
-
Rumah Tangga: Mengintip Kehangatan dan Kejujuran di Balik Pintu Keluarga
-
Review Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Horor Moral yang Mirip Sinetron
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
Terkini
-
Mental Pemain Timnas Indonesia Hancur Lebur usai Kandas di Ronde Keempat
-
4 Serum dengan Kandungan Ginseng Ampuh Atasi Penuaan dan Wajah Kusam
-
Refleksi Satu Tahun Komunikasi Publik Pemerintahan Presiden Prabowo
-
Kreator Frieren: Beyond Journeys End Hiatus Lagi karena Masalah Kesehatan
-
Fakta Ironis Patrick Kluivert, Tak Mampu Dapatkan 1 Poin Pun saat Bertanding di Luar Kandang!