Pada umumnya matahari akan terbit pada pagi hari dan tenggelam pada malam hari. Namun, tidak semua negara 'memiliki' waktu malam hari. Hal ini terjadi karena matahari terus bersinar selama 24 jam.
Dilansir dari ilmugeografi, efek ini terjadi ketika posisi matahari berada di belahan bumi bagian utara, terutama pada daerah-daerah yang dekat dengan wilayah kutub pada musim panas. Contohnya adalah negara-negara yang berada di bawah lingkar Artik antara lain Rusia, Denmark, Islandia, Finlandia, Swedia, Alaska, Kepulauan Svalbard (Norwegia bagian utara) dan beberapa daerah di utara Kanada.
Di Norwegia, fenomena ini terjadi pada akhir bulan April sampai Agustus setiap tahunnya. Semakin mendekati kutub, maka durasi fenomena ini akan semakin lama. Oleh karena itu, durasi fenomena ini setiap daerahnya berbeda-beda ada yang terjadi hanya dua bulan, tetapi aa pula yang terjadi sampai enam bulan.
Fenomena ini disebut sebagai Midnight Sun, apabila di artikan yaitu Matahari Tengah Malam. Apabila terjadi fenomena ini, waktu pada siang hari akan terasa sangat lama bahkan tidak ada transisi perubahan warna langit antara sore ke malam hari. Saat midnight sun terjadi, masyarakat masih dapat melihat matahari pada tengah malam sekalipun saat cuaca cerah.
Penyebab terjadinya fenomena ini adalah karena adanya gerakan rotasi dan revolusi bumi. Gerakan tersebut membuat bagian bumi yang mendapat sinar matahari lebih lama dalam 24 jam dibanding dengan bagian bumi lainnya.
Fenomena unik ini menarik turis mancanegara untuk mendatangi negara-negara yang memiliki fenomena ini setiap tahunnya. Para turis akan menjadi saksi bagaimana matahari sama sekali tidak 'berisitirahat' di negara tersebut.
Hal ini dimanfaatkan seseorang untuk beraktivitas sepanjang hari meskipun waktu sudah menunjukkan waktu malam. Aktivitas yang mereka kerjakan beraneka ragam antara lain mengadakan festival, mendaki gunung, memancing, dan melakukan olahraga lain dibanding beristirahat.
Dikutip dari detik.com, adanya fenomena ini bagi penduduk lokal mudah untuk beradaptasi, tetapi tidak untuk turis atau orang yang baru bertemu dengan Midnight Sun. Hal ini dapat menyebabkan orang tersebut kelelahan, susah tidur, bahkan depresi karena tidak ada perbedaan waktu antara siang dan malam hari.
Apakah kamu tertarik menyaksikan Midnight Sun secara langsung?
Baca Juga
-
Makin Blak-blakan, Aaliyah Massaid Akui Bucin Ke Thariq Halilintar: Kamu Juara di Hati Aku
-
Mengenal Li Ran, Princess Eropa dari Asia Pertama, Istri dari Pangeran Charles Belgia
-
Fans Fuji Kecewa Konten Eksklusif Tersebar: Jadi Percuma Bayar
-
Nyanyi 'Cundamani' di Hadapan Happy Asmara, Celetukan Niken Salindry Bikin Ngakak Satu Venue
-
ARMY Next Level! Wanita Ini Pamer Rumah Berkonsep BTS, Semua Serba Ungu
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Tahu Gak Tahu, Bahas Fenomena Sosial Lewat Ilustrasi yang Unik
-
Banjir Rob Rendam Pemukiman di Muara Angke
-
Fenomena Lampu Kuning: Ritual Keberanian atau Kebodohan?
-
Fenomena Titip Absen dan Dampaknya: Antara Etika dan Solidaritas
-
Waspada! Indonesia Diprediksi Makin Panas 2025, Kenaikan Suhu Lebih Tinggi Dibanding 30 Tahun Terakhir
Ulasan
-
Ulasan Buku Struktur Cinta Yang Pudar, Melawan Kenangan yang Perih
-
Ulasan Buku Bucket List: Khayal-Khayal Dahulu, Keliling Dunia Kemudian
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
Terkini
-
Mantap! Intuisi Kakang Rudianto Dipuji Bojan Hodak usai Persib Raih 3 Poin
-
NCT Dream Raih Trofi ke-3 Lagu 'When I'm With You' di Program 'Music Core'
-
Striker Vietnam Sebut Timnas Indonesia Bisa Juara AFF, Semakin Pesimis?
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier