Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Xandra Junia Indriasti
Poster Last Night in Soho. (twitter/@lastnightinsoho)

Edgar Wright selaku sutradara, penulis naskah, dan produser kembali hadir melalui Last Night in Soho yang baru saja dirilis pada 29 Oktober lalu. Film ini bergenre horor psikologi dan menyita banyak minat penonton, termasuk di Indonesia.

Last Night in Soho sempat berada di jajaran empat teratas pada Trending Twitter Indonesia, 3 November silam. Sutradara dan penulis lokal populer, Joko Anwar, juga memberikan ketertarikannya terhadap film ini. Ia beropini melalui akun Twitter-nya bahwa karya tersebut layak diacungi jempol dan menjadi genre horor terbaik.

Kisah ini dimulai dari seorang gadis bernama Ellie (Thomasin McKenzie) yang hendak pindah ke London untuk melanjutkan studinya di bidang tata busana. Ia pergi seorang diri untuk pertama kalinya dan sampai pada asrama dengan selamat. Meskipun sebelumnya ia sempat diikuti pria hidung belang yang menyamar sebagai supir taksi.

Baru beberapa hari tinggal disana, Ellie merasa kurang nyaman dengan teman-temannya yang seringkali merundung. Terlebih ketika membahas kematian ibunya yang ternyata bunuh diri. Kemudian, ia menemukan brosur kecil yang menawarkan kamar.

Ellie segera mengunjungi tempat yang beralamat di Goodge Street 8 tersebut. Kamar itu berada pada rumah seorang wanita tua bernama Collins (Diana Rigg) dan mengatakan bahwa sudah banyak gadis yang pernah melakukan sewa disana sejak dulu.

Ellie sangat senang ketika tahu kamar itu memiliki aksen dan bernuansa ala 1960-an. Ia memang menyukai hal-hal yang berbau klasik, termasuk selera musik, karena sang nenek yang sering memutar lagu-lagu lawas. Sebagai informasi, Ellie hanya tinggal bersama neneknya di sebuah pedesaan sekitar Inggris.

Malam pertama menetap di tempat itu, Ellie mendapati mimpi aneh. Ia bertemu dengan seorang wanita muda cantik bernama Sandie (Anya Taylor Joy) di tahun 1960. Kamu akan sedikit dibuat bingung karena Sandie terlihat seperti cerminan Ellie.

Disana, Sandie mengajukan diri untuk menjadi seorang penyanyi pada sebuah kafe. Ia dipertemukan dengan Jack (Matt Smith), pria yang dikenal sebagai penyalur para wanita dekat bakat menghibur. Sejak saat itu juga, Sandie jatuh cinta dan hubungan keduanya semakin intens.

Ellie yang mulai tertarik dengan Sandie terbangun dari tidurnya dan membuat desain gaun oranye yang dipakai wanita itu. Ia bahkan mengubah gaya dan warna rambutnya seperti Sandie, serta membeli pakaian ala 1960-an. Dikarenakan harga jual yang fantastis, Ellie yang kehabisan uang segera mencari pekerjaan paruh waktu. 

Ia mendapat pekerjaan sebagai pramusaji bar paruh waktu. Kejadian buruk bermula dari sana. Ellie mengalami gangguan psikis usai bermimpi buruk tentang Sandie. Wanita itu terlihat ditipu oleh Jack yang menjadikannya hiburan untuk ratusan pria hidung belang. 

Sandie bahkan merasa lelah melayani semua pria itu, termasuk mencari nama samaran agar identitas aslinya tidak diketahui. Ellie merasa kasihan dan berharap bisa membantu Sandie kabur dari masalah yang tengah dihadapinya itu.

Kondisi mental Ellie kian memburuk setelah kembali bermimpi tentang Sandie yang kala itu dipekerjaan paksa secara seksual dan kemudian dibunuh tanpa ampun oleh Jack. Ellie yang ketakutan segera melapor polisi, namun ceritanya dianggap tabu atau khayalan semata. Gadis itu marah dan mencari tahu kebenaran kasusnya seorang diri.

Setiap hari, Ellie terus dibayang-bayangi pria hidung belang yang menyakiti Sandie. Ia bahkan dianggap gila oleh semua orang karena seringkali berperilaku aneh dan tiba-tiba terlihat ketakutan. Ia kemudian bertemu seorang pria tua yang dianggap Jack masa kini. Pasalnya, pria itu terus mendekati Ellie dan dikenal sebagai pemikat wanita, sesuai dengan identitas Jack.

Namun, opini tersebut nyatanya bukanlah sebuah fakta. Ellie sempat marah dan meminta pria itu untuk mengaku telah membunuh Sandie. Sampai akhirnya tertabrak hingga tewas dan diketahui namanya adalah Lindsay (Terence Stamp). Ellie terkejut dan merasa bersalah telah menuduh bahkan menekan mantan polisi tersebut untuk mengaku sebagai Jack.

Ia kemudian pergi menuju kamar yang dianggap menyeramkan itu bersama teman prianya, John (Michael Ajao). Disana, ia mendapati fakta-fakta lain yang lebih mengejutkan. Ditambah adanya sulutan api yang kian memperkeruh suasana kelam itu.

Bagaimana kisah selanjutnya? Apa kebenaran yang ditemukan Ellie disana? Dimana keberadaan Jack saat ini? Semuanya akan terjawab dengan menonton langsung Last Night in Soho di bioskop-bioskop terdekat. Jangan lupa ajak kerabat dekat agar semakin seru!

Sumber:

twitter @lastnightinsoho

Xandra Junia Indriasti