Setiap manusia dibekali hawa nafsu yang harus dikelola dengan baik. Sebab, hawa nafsu yang dibiarkan bebas tanpa kendali, maka akan membawa kerugian bagi manusia itu sendiri. Kita tentu tahu bahwa yang namanya hawa nafsu itu kerap mengajak manusia pada hal-hal yang dilarang oleh Tuhan. Misalnya mengajak kita agar melakukan kemaksiatan.
Dalam “Buku Saku Olah Jiwa” Al-Hakim Al-Tirmidzi menjelaskan, hawa nafsu adalah esensi jiwa. Nabi Adam a.s. diciptakan dari tanah. Lalu hawa nafsu adalah salah satu elemen yang terkandung dalam tanah. Karena itu, semua elemen tanah terbentuk dalam jiwa manusia. Hawa nafsu adalah makanan jiwa. Ia bergerak sesuai dengan gerakan jiwa. Ia laksana titik orbit yang dikelilingi jiwa. Ia sangat pekat, karena tanah hitam pekat. Karena itu pula, seorang ibu membesarkan anaknya dengan susu dan segala sesuatu yang tumbuh dari tanah. Dalam hadis disebutkan: “Segala sesuatu memiliki jiwa, dan jiwa dari jiwa adalah hawa nafsu.”
Hawa nafsu mengarahkanmu kepada kenikmatan duniawi. Sebab, ia berasal dari dunia (tanah). Hawa nafsu senantiasa rindu dan cenderung kepada dunia. Ia berontak ketika dibebani perintah Allah, seperti halnya bumi yang berontak ketika dibebani makhluk di atasnya.
Untuk menenangkan bumi, Allah Swt. menciptakan gunung sebagai pasaknya. Demikian juga jiwa. Kala bergejolak, ia bisa ditenangkan dengan makrifat. Setiap kali makrifat meningkat dan semakin berat mengisi hati, jiwa semakin tenang. Karena itulah ada yang mengungkapkan, iman lebih mengukuhkan hati ketimbang gunung mengokohkan bumi (Buku Saku Olah Jiwa, halaman 136).
Mengenai perjuangan melawan hawa nafsu, Allah Swt. berfirman, “Nafsu itu benar-benar suka menyuruh yang buruk, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanku,” (Yusuf: 53). Dia yang merahmatinya dan Dia pula yang menaklukkannya. Dia menghilangkan keinginan hawa nafsu dengan penuh ketakutan (Buku Saku Olah Jiwa, halaman 168).
Semoga kehadiran buku “Buku Saku Olah Jiwa” (Zaman, 2013) ini dapat memberikan pencerahan bagi para pembaca sekalian. Semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Menyesali Pilihan Hidup di Masa Lalu dalam Novel The Book of Two Ways
-
Ulasan Buku The Alpha Girl's Guide: Menjadi Perempuan Smart dan Independen
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
-
Ulasan Buku Period Power, Meningkatkan Produktivitas Saat Datang Bulan
-
Semangat Menggapai Cita-Cita dalam Buku Mimpi yang Harus Aku Kejar
Ulasan
-
Menyesali Pilihan Hidup di Masa Lalu dalam Novel The Book of Two Ways
-
Ulasan Buku The Alpha Girl's Guide: Menjadi Perempuan Smart dan Independen
-
Ulasan Novel Teka-Teki Sabita, Perjalanan Cinta dan Dilema Remaja
-
Ulasan Novel 'Beautiful World, Where Are You': Menggali Makna Hidup dan Cinta
-
17 Tahun Itu Bikin Pusing: Inspirasi Menjadi Gen Z Tangguh Pantang Menyerah
Terkini
-
Raih Hasil Gemilang di China Masters, Jonatan Christie Masuk BWF World Tour Final 2024
-
Berlatar di Periode Edo, Anime Shabake Siap Tayang Tahun 2025
-
Jorge Martin Debut Pakai Motor RS-GP, Bagus tapi Masih Butuh Penyesuaian
-
Hottest Merapat! Lee Jun Ho 2PM Umumkan Tur Konser pada Januari 2025 Mendatang
-
Pandam Adiwastra Janaloka Peduli Lingkungan dengan Beralih ke Pewarna Alami