Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Gambar "Buku Saku Olah Jiwa" (Doc/Sam Edy Yuswanto)

Setiap manusia dibekali hawa nafsu yang harus dikelola dengan baik. Sebab, hawa nafsu yang dibiarkan bebas tanpa kendali, maka akan membawa kerugian bagi manusia itu sendiri.  Kita tentu tahu bahwa yang namanya hawa nafsu itu kerap mengajak manusia pada hal-hal yang dilarang oleh Tuhan. Misalnya mengajak kita agar melakukan kemaksiatan. 

Dalam “Buku Saku Olah Jiwa” Al-Hakim Al-Tirmidzi menjelaskan, hawa nafsu adalah esensi jiwa. Nabi Adam a.s. diciptakan dari tanah. Lalu hawa nafsu adalah salah satu elemen yang terkandung dalam tanah. Karena itu, semua elemen tanah terbentuk dalam jiwa manusia. Hawa nafsu adalah makanan jiwa. Ia bergerak sesuai dengan gerakan jiwa. Ia laksana titik orbit yang dikelilingi jiwa. Ia sangat pekat, karena tanah hitam pekat. Karena itu pula, seorang ibu membesarkan anaknya dengan susu dan segala sesuatu yang tumbuh dari tanah. Dalam hadis disebutkan: “Segala sesuatu memiliki jiwa, dan jiwa dari jiwa adalah hawa nafsu.”

Hawa nafsu mengarahkanmu kepada kenikmatan duniawi. Sebab, ia berasal dari dunia (tanah). Hawa nafsu senantiasa rindu dan cenderung kepada dunia. Ia berontak ketika dibebani perintah Allah, seperti halnya bumi yang berontak ketika dibebani makhluk di atasnya.

Untuk menenangkan bumi, Allah Swt. menciptakan gunung sebagai pasaknya. Demikian juga jiwa. Kala bergejolak, ia bisa ditenangkan dengan makrifat. Setiap kali makrifat meningkat dan semakin berat mengisi hati, jiwa semakin tenang. Karena itulah ada yang mengungkapkan, iman lebih mengukuhkan hati ketimbang gunung mengokohkan bumi (Buku Saku Olah Jiwa, halaman 136).

Mengenai perjuangan melawan hawa nafsu, Allah Swt. berfirman, “Nafsu itu benar-benar suka menyuruh yang buruk, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanku,” (Yusuf: 53). Dia yang merahmatinya dan Dia pula yang menaklukkannya. Dia menghilangkan keinginan hawa nafsu dengan penuh ketakutan (Buku Saku Olah Jiwa, halaman 168).

Semoga kehadiran buku “Buku Saku Olah Jiwa” (Zaman, 2013) ini dapat memberikan pencerahan bagi para pembaca sekalian. Semoga bermanfaat.

Sam Edy Yuswanto