"Yang mencinta fortune cookie, masa depan tidak akan seburuk itu." Itulah penggalan lirik lagu 'Fortune Cookie in Love' milik JKT48 yang akhir-akhir ini sering lewat di FYP Tiktok atau berseliweran di reels Instagram. Ya, lagu ini kembali trending setelah 6 tahun liris.
Nah, apakah kamu tahu asal usul fortune cookie, kue keberuntungan yang di-highlight di lagu trending tersebut?
Kue Keberuntungan alias Fortune Cookie
Fortune cookie atau kue keberuntungan adalah kudapan yang sangat populer di Amerika Serikat. Kue ini wajib ada di restoran masakan khas China di sana. Bentuk kuenya tipis dan memiliki tekstur yang renyah. Uniknya dalam kue yang biasa disajikan sebagai dessert ini, ada kertas berisi nasihat atau ramalan kehidupan dalam bahasa Mandarin lengkap dengan terjemahannya, sebagian orang menggunakannya sebagai nomor lotre. Banyak yang bilang kalau fortune cookie ini adalah kue keberuntungan asal Tionghoa, padahal sebenarnya asal kue ini bukan dari Tiongkok lho.
Sejarah Fortune Cookie
Asal usul dari fortune cookie ini sampai diteliti langsung oleh sejarawan Jepang, Yasuke Nakamachi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ternyata kue ini berasal dari negeri sakura, Jepang.
Lho kok bisa ya kudapan asal Jepang bisa terkenal sebagai sajian penutup restoran Tiongkok di Amerika Serikat? Ternyata ada banyak versi tentang asal usul kue keberuntungan ini. Mari kita simak sejarahnya!
1. Ditemukan di San Fransisco
Makito Hagiwara mengaku sebagai penemu fortune cookie yang pertama kalinya pada 1890 atau awal tahun 1900. Ia berasal dari Golden Gate Park's Japanese Tea Garden, San Fransisco.
2. Ditemukan di Los Angeles
David Jung, pendiri Hong Kong Noodle Company di Los Angeles, mengaku bahwa dirinya lah orang yang pertama kali menemukan kue keberuntungan pada 1918
Di Los Angeles bagian lainnya, Seiichi Kito, pendiri Little Tokyo juga mengaku sebagai penemu kue ini. Kito menjual kue ini ke restoran China yang ada di Los Angeles dan San Fransisco.
Awalnya, kudapan ini dikenal sebagai kue teh atau tea cake. Baru kemudian pada masa Perang Dunia II dikenal sebagai fortune cookie alias kue keberuntungan.
Banyak yang mengira bahwa kue keberuntungan ini berasal dari negara tirai bambu, karena biasanya dijual di restoran masakan Tiongkok. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, sejarawan Jepang, Yasuke Nakamachi menemukan bukti tentang keberadaan toko kue di Kyoto yang sudah memproduksi fortune cookie sejak 1878, bahkan berlanjut sampai sekarang.
Fortune Cookie dan Kertas Keberuntungan
Kertas yang dimasukkan ke dalam kue renyah ini, rupanya terinspirasi dari kertas keberuntungan atau omikuji yang biasanya ada di kuil-kuil keramat agama Buddha di Jepang. Di kertasnya dituliskan doa-doa keberuntungan.
Tsujiura senbei atau kue keberuntungan versi Jepang berukuran lebih besar, berwarna lebih gelap, kecoklatan dengan adonan yang terbuat dari wijen dan miso. Berbeda dengan versi fortune cookie yang populer di Amerika Serikat, yang bahannya dari vanilla dan mentega.
Dengan banyaknya versi tentang asal usul fortune cookie ini, bahkan sampai melibatkan tiga negara berbeda yaitu Jepang, China dan Amerika Serikat, dapat disimpulkan bahwa kue ini pertama kali dibuat di Jepang, diperkenalkan oleh restoran China dan sangat populer di Amerika Serikat. Bahkan di Oakland, California, kini ada mesin yang bisa memproduksi fortune cookie secara otomatis dalam jumlah banyak.
Nah, itulah sejarah singkat fortune cookie yang terkenal di Amerika Serikat ini. Kue kecil ini benar-benar membawa keberuntungan besar bagi pembuatnya, karena diperkirakan 3 milyar kue keberuntungan diproduksi dan dikonsumsi di sana setiap tahunnya.
Baca Juga
-
Mengenal Efek Barnum, Alasan Seseorang Memercayai Ramalan Zodiak
-
5 Cara Menghilangkan Pikiran Negatif agar Hidup Jadi Lebih Tentram
-
Tidak akan Sembuh Sendiri, Ini 5 Cara Menyembuhkan Luka Batin
-
Filosofi Jiraiya: Memaknai Kegagalan Dalam Hidup dari Salah Satu Karakter 'Naruto'
-
Kenali Call of The Void, Rasa Tiba-tiba Ingin Mencelakai Diri
Artikel Terkait
-
Akun X Wikipedia Bagikan Cerita Firaun Akhenaten yang Pernah Pindahkan Ibu Kota, Warganet: Kok Mirip Sama...
-
Kenapa Seminggu Ada 7 Hari? Jawabannya Ada di Langit dan Sejarah
-
Sejarah Singkat Berdirinya PGRI, Diawali dari Perlawanan terhadap Penjajah Belanda
-
Serba-serbi Carok, Prinsip dan Catatan Peristiwa yang Menyertainya
-
Misteri Kepunahan Hewan Raksasa Terungkap! Ini 6 Penyebabnya
Ulasan
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup
-
Kalahkan Shi Yu Qi, Jonatan Christie Segel Tiket Final China Masters 2024