
Jika kita menonton film-film yang mengangkat tentang kehidupan putra-putri Papua, kita akan mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga mengenai kesederhanaan dalam hidup. Berbeda dengan film-film yang mengangkat tentang daerah lainnya, film berlatar belakang Papua memang dikemas dengan cerita sederhana, dan juga kehidupan yang penuh kesederhanaan. Tak hanya itu, tujuan-tujuan yang dimiliki oleh para putra Papua pun tak muluk-muluk. Hanya sebuah cita-cita yang dianggap sederhana bagi setiap Sebagian orang.
Pun demikian dengan film yang berjudul Cinta dari Wamena ini. Film yang dirilis pada tahun 2013 ini secara garis besar mengisahkan tentang cita-cita tiga sahabat, yakni Litius (diperankan oleh Maximus Itlay), Tembi (diperankan oleh Benyamin Lagowan) dan Martha (diperankan oleh Madonna Marrey). Ketiganya memiliki cita-cita yang sederhana, yakni melanjutkan sekolah setinggi-tingginya.
Sebuah cita-cita yang tergolong sulit untuk putra-putra Papua, karena keterbatasan sarana dan prasarana Pendidikan di bumi Cenderawasih. Namun, berbekal tekad kuat mereka bertiga, keinginan tersebut akhirnya terwujud. Ketiganya melanjutkan sekolah di Wamena, dimana mereka bisa bersekolah secara gratis.
Namun sayangnya, kehidupan yang mereka jalani di Wamena tak semudah yang dibayangkan oleh ketiganya. Terpaan hidup di kota membuat mereka tergerus jati dirinya. gaya hidup yang permisif, membuat ketiganya menemukan sesuatu yang berbeda dengan kampung halamannya, sehingga membuat mereka terpecah. Selain itu, wabah AIDS yang melanda remaja Papua juga menjadi salah satu hal yang membuat mereka semakin berubah.
Perjalanan hidup pun pada akhirnya membawa mereka ke arah dan tempat yang berbeda. Sehingga persahabatan di antara mereka menjadi semakin renggang. Mereka bertiga pun menjalani hidup terpisah jarak, mulai dari Papua hingga Jakarta. Hingga pada akhirnya, pertemuan Litius dengan seorang musisi (diperankan oleh Nicholas Saputra) membuatnya menyadari satu hal, yakni pentingnya para sahabat yang merajut mimpi bersamanya dulu.
Dan kini Litius pun bertekad untuk mencari para sahabatnya yang teah terpisah jauh. Bisakah Litius kembali menyatukan para sahabatnya? Kita temukan jawabannya di film Cinta dari Wamena ini ya kawan-kawan. Film yang menampilkan kesederhanaan cita-cita anak-anak Papua ini membuat kita akan semakin menyadari tentang belum meratanya pembangunan yang ada di negeri ini. Tertarik dengan film ini?
Baca Juga
-
Indonesia Sudah Otomatis, Bagaimana Perhitungan Rasio Kelolosan Tim-Tim ASEAN ke AFC U-17?
-
Dihuni 15 Pemain Kaliber Timnas Senior, Gerald Vanenburg Wajib Bawa Kembali Piala AFF U-23
-
Pemain Sepak Bola Nyambi Jadi Abdi Negara, Bukti Persepakbolaan Indonesia Belum Menjanjikan?
-
Piala AFF U-23: FAM Minta Jaminan Keamanan, Mampukah Suporter Indonesia Menjawab?
-
Media Vietnam Tanggapi Sembilan Pemain Keturunan Milik Timnas U-17, Tiga Pemain Disebut Istimewa
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Novel Return to the Dallergut Dream Department Store: Misteri di Balik Toko Mimpi
-
Ulasan Film Jurassic World Rebirth: Visual Gila, Cerita Bikin Penasaran!
-
Alunan Piano yang Menghubungkan Rasa Cinta dalam Novel A Song For Alexa
-
Lagu No One Noticed oleh The Marias Bicara Soal Rasa Kesepian, Siapin Tisu!
-
Ulasan Novel Story of My Life: Tawa, Luka, dan Harapan di Pennsylvania
Terkini
-
Tayang 2027, Vin Diesel Ingin Paul Walker 'Muncul' di Fast and Furious 11
-
Momen Langka, Liga Indonesia All Star Diminta All Out Lawan Oxford United
-
Infinix Hot 60i Resmi Rilis, HP Rp 1 Jutaan Bawa Memori Lega dan Chipset Helio G81 Ultimate
-
Indonesia Sudah Otomatis, Bagaimana Perhitungan Rasio Kelolosan Tim-Tim ASEAN ke AFC U-17?
-
Dihuni 15 Pemain Kaliber Timnas Senior, Gerald Vanenburg Wajib Bawa Kembali Piala AFF U-23