Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | M. Fuad S. T.
A Long Visit (dok. koreanfilm.or.kr)

Kematian merupakan sebuah keniscayaan bagi semua mahluk yang memiliki nyawa, termasuk manusia. Namun, sebelum kematian menjemput, tentu kita berharap bisa melakukan sesuatu atau bahkan sebuah hal yang terbaik untuk mereka yang selama ini berkorban untuk kita.

Meskipun tak bisa membalas apa yang telah mereka berikan, namun setidaknya hal tersebut akan memberikan mereka sebuah kenangan manis, dan terkenang di memori kita. Terlebih jika sosok tersebut adalah sang ibu, tentu kita ingin membahagiakannya untuk yang terakhir kalinya, sebelum kematian menjemput.

Dan hal itulah yang dilakukan oleh Ji Suk (diperankan oleh Park Jin Hee), seorang perempuan yang didiagnosa memiliki penyakit dan hidupnya akan segera berakhir. Dirinya yang kini telah berkeluarga, sukses berkarir di kota, dengan tiba-tiba melakukan perjalanan pulang ke kampung halamannya untuk bertemu dengan sang ibu. Tentu saja hal tersebut disambut dengan gembira oleh Ibu Ji Suk (Kim Hae Sook). Terlebih, semenjak kepergian ayahnya, sang ibu melakukan segalanya untuk membahagiakan sang anak. Bahkan, meski telah beranjak dewasa, Ibu Ji Suk seringkali memperlakukan Ji Suk layaknya putri kecilnya. Meski malu, namun dalam hati kecilnya, Ji Suk selalu bersyukur memiliki sosok ibu yang sangat perhatian seperti itu.

Di hari-hari terakhirnya sebelum meninggal dunia, Ji Suk membawa sang ibu untuk mengunjungi berbagai tempat dan memanjakannya. Bahkan, Ji Suk berjanji akan memenuhi apapun permintaan sang ibu dengan dalih untuk sedikit membalas jasa sang ibu yang sedemikian besar untuk hidupnya. Dan tentu saja dirinya tak memberitahukan kebenaran bahwa sebenarnya dia saat ini sedang kritis dan hidupnya tak lama lagi. Karena jika hal tersebut dilakukan, maka sang ibu tentu akan merasa sedih.

Sehingga, sampai menjelang ajal, Ji Suk tak memberitahukan kenyataan pahit tersebut kepada sang ibu. Bahkan, di hari-hari terakhirnya bersama si ibu, Ji Suk bertingkah selayak anak kecil yang ingin selalu dimanjakan, seperti ingin ditemani tidur, atau sekedar berbagi cerita di pangkuan sang ibu.

Sangat mengharukan bukan? Memang! Film yang rilis pada tahun 2010 lalu ini memang menjadi salah satu film yang paling menguras emosi. Dengan alur utama mengisahkan hubungan antara ibu dan anak, film ini mampu menampilkan sisi-sisi lain dari pengorbanan seorang ibu kepada anaknya, serta usaha dari sang anak yang ingin membahagiakan ibu tunggalnya di hari-hari terakhir menjelang kematian.

Sebuah alur cerita yang sangat menyentuh, sehingga jika teman-teman ingin menonton film ini, jangan lupa sediakan tisu yang banyak ya!

M. Fuad S. T.