Dengan bentang topografi yang begitu luas dan juga masyarakat yang beragam, Indonesia tentu juga memiliki beragam kepercayaan, mitos dan legenda. Dan kita semua pasti mafhum, hampir di setiap daerah, berkembang mitos-mitos atau kepercayaan yang dipercaya oleh warga setempat dan mendapatkan penghormatan di lingkungan sekitar.
Namun sayangnya, terkadang para pendatang sering abai dengan hal ini. Bahkan di antara mereka, terkadang menyepelekan, meremehkan, hingga menentang mitos atau kepercayaan yang berkembang di masyarakat setempat.
Dalam film Gunung Bawakaraeng, kita akan belajar tentang hal tersebut. Film bergenre horror misteri ini memadukan antara petualangan mendaki gunung, dengan pengalaman-pengalaman mengerikan karena upaya dari para tokoh yang seolah menantang kepercayaan masyarakat setempat.
Dikisahkan dalam film rilisan tahun 2017 ini, beberapa anak muda dari Jakarta yang tergabung dalam kelompok pendaki gunung, penasaran dengan mitos yang berkembang di Gunung Bawakaraeng yang terletak di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan dipimpin oleh Jey, mereka berusaha untuk membuktikan kebenaran mitos-mitos tersebut. Di Makassar, Jey meminta bantuan para pendaki setempat untuk mengantarkannya ke Gunung Bawakaraeng, namun tentu saja mereka tak sanggup.
Hingga pada akhirnya, Jey memberikan uang sebesar 15 juta rupiah bagi pendaki yang mau untuk menemaninya naik ke gunung. Dan gayung pun bersambut, Jey dan kawan-kawan pada akhirnya mendapatkan pemandu untuk menemaninya ke Gunung Bawakaraeng, namun dengan beragam syarat dan perjanjian.
Perjalanan pun dimulai. Mereka berangkat dari Kampung Lembanna sebagai titik point pendakian. Sebuah perjalanan berat, karena dari awal pun berbagai tantangan sudah mulai bermunculan. Tak hanya fisik, tantangan yang berbau metafisik pun bermunculan.
Sehingga, kekuatan nyali mereka benar-benar teruji di angkernya Gunung Bawakaraeng. Kira-kira, apa yang akan terjadi dengan mereka? Apakah keberanian berlebihan yang mereka tunjukkan akan membawa kebaikan? Jawabannya ada di film yang memiliki alur mendebarkan ini ya teman-teman!
Satu hal yang pasti, dalam film ini kita akan belajar untuk benar-benar menghormati kepercayaan dan mitos yang berkembang di masyarakat setempat. Karena bagaimanapun, di mana bumi di pijak maka di sana langit harus dijunjung tinggi. Jadi, harap berhati-hati dengan kearifan lokal yang dipercaya oleh masyarakat setempat ya teman-teman!
Baca Juga
-
Laga Penentuan Lawan Arab Saudi, Kluivert Tak Perlu Paksakan Maarten Paes untuk Turun
-
Ronde Keempat Kualifikasi: Waktunya Indonesia Tancapkan Luka Ketiga bagi Arab Saudi
-
Lawan Arab Saudi, Waktunya Pendukung Skuat Garuda Keluarkan Doa Orang yang Terzalimi
-
Ronde Keempat Kualifikasi dan Pertarungan 3 Tim Alumni Piala Dunia di Grup B
-
Arab Saudi Dihantam Badai Cedera, Semesta Mulai Bekerja untuk Kelolosan Indonesia?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Good Boy: Horor dari Sudut Pandang Seekor Anjing yang Setia
-
Menariknya Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung, Sekuel yang Berani Ganti Sudut Pandang
-
Film Rest Area yang Terlalu Ambisius dan Lupa Caranya Memikat Penonton
-
Bukan Tentang Siapa yang Selamat, Memahami Lebih Dalam Film Tukar Takdir
-
Review Film One Battle After Another: Sebuah Cerminan Masyarakat Modern!
Terkini
-
Makan Enak Sekarang, Pendek Umur Kemudian? Bahaya Makanan Ultra Proses Terungkap!
-
Investasi Bikin Deg-degan? Taklukkan Pasar Modal di ISTC 2025 dan Raih Hadiah 20 Juta!
-
War Tiket Anti Gagal: 7 Jurus Jitu Biar Gak Cuma Dapet Tulisan Sold Out
-
Laga Penentuan Lawan Arab Saudi, Kluivert Tak Perlu Paksakan Maarten Paes untuk Turun
-
Ronde Keempat Kualifikasi: Waktunya Indonesia Tancapkan Luka Ketiga bagi Arab Saudi