Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | M. Fuad S. T.
Film Ghibah (lsf.go.id)

Menggunjing atau melakukan ghibah merupakan perbuatan yang sama sekali tak bisa dibenarkan. Pasalnya, hal tersebut akan memantik sebuah pemikiran yang belum tentu benar ataupun memiliki dasar terhadap apa yang dibicarakan. Terlebih, jika hal yang digunjingkan merupakan sesuatu yang tidak benar, maka nantinya akan jatuh sebagai fitnah. Perihal bahaya ghibah sendiri bagi ummat islam, sudah dijelaskan dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW.

Dalam Al Qur’an Surat Al Hujurat: 12, Allah SWT menyatakan bahwa orang yang melakukan ghibah, ibarat memakan daging saudaranya yang telah mati. Pun demikian dengan Hadits Nabi Muhammad SAW, melalui H. R. Ahmad, beliau menyabdakan bahwa bau orang-orang yang melakukan ghibah, tak ubahnya dengan bau bangkai yang busuk.

Nah, ada sebuah film Indonesia berjudul Ghibah yang mengangkat tentang fenomena ini dan sangat sesuai dengan apa yang telah saya jelaskan di atas. Film yang dirilis pada tahun 2021 lalu tersebut, dibintangi oleh Anggika Bolsterli (berperan sebagai Firky), Zsa Zsa Utari (Dina), dan Arafah Rianti (Ulfa), yang dikisahkan sebagai 3 orang mahasiswi yang gemar sekali menggunjing atau ghibah. Hampir semua orang yang mereka kenal, tak luput dari ghibahan mereka. Bahkan, teman satu kos pun turut mereka gunjingkan. Sayangnya, meski telah diingatkan oleh orang lain, ketiganya tak juga sadar dan berhenti untuk mengghibah atau memfitnah orang lain.

Hingga pada akhirnya, karma untuk penggibah pun turun. Sesuai dengan yang difirmankan Allah SWT dalam Al Qur’an dan yang disabdakan oleh Nabi Muhammad dalam Haditsnya, karma yang menimpa Firly, sama dengan apa yang telah digariskan. Firly yang sejatinya adalah seorang vegetarian, tiba-tiba saja berubah menjadi suka mengkonsumsi daging mentah. Pun demikian dengan bau badannya, yang tiba-tiba saja menjadi busuk, seperti halnya bau bangkai. Mau tak mau, Firly pun harus mencari solusi agar dirinya bisa kembali menjadi seperti sedia kala.

Meskipun film ini lebih diperuntukkan sebagai hiburan dan juga untuk keperluan komersial, tetapi sejatinya penggambaran karma dalam film ini sangat sesuai dengan apa yang dipercayai oleh umat islam secara umum. Sehingga, setidaknya kita bisa mengambil pelajaran dari film ini, untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan ghibah kita terhadap sesama. Karena bagaimanapun, apa yang telah dituliskan oleh Allah SWT dan juga disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, pasti akan berlaku dan benar adanya. Hayo, masih berani pada ghibahin orang gak nih?

M. Fuad S. T.