Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | M. Guntur Rahardjo
Ilustrasi jam. (Unsplash/ Julian Hochgesang)

Menjadi manusia yang sedikit pilih-pilih kedengarannya agak durhaka dan selalu membuat orang lain yang mendengarnya berpikiran negatif tentang itu.

Disaat mendengar atau mengetahui ada orang yang suka pilih-pilih yang terlintas di kepala pastilah, ''Apaan sih ini orang,'' atau ''Ribet amat hidup, padahal tinggal pilih aja,'' yang lebih parah lagi kadang, ''Urus hidup sendiri aja tuh yang bener, baru urus orang!''. Ya terserahlah, namanya juga hidup pasti selalu ada masalah. 

Seiring berjalannya waktu manusia yang suka pilih-pilih ini akhirnya mulai mendirikan sekte dan kadang hidup berkelompok. Populasi mereka di kehidupan dan dunia maya juga terus bertambah banyak.

Nama mereka pun mulai dikenal dengan nama 'Kaum Mendang-Mending'. Ialah sebuah perkumpulan, sebuah kesatuan, dan sebuah organisasi masyarakat yang kerjanya ini tidak pasti.

Kadang pernyataannya membuat orang setuju, kadang pula pernyataannya membuat orang gusar. Ya, sesuai namanya, pilih-pilih adalah jalan ninjanya.

Misalnya begini. Ada seorang yang mengunggah ia sedang makan siang di restoran fastfood. Disana dia makan nasi, ayam, es teh dengan harga dua puluh ribu. Disaat itulah kaum mendang-mending menyerang.

Mereka akan mengeluarkan statement yang cenderung memilih makanan lain dengan beberapa pertimbangan. Misalnya dia akan mengeluarkan statement seperti, ''Yah, mending beli nasi Padang. Sepuluh ribu sudah dapat lauk banyak!'' 

Nah, kira-kira seperti itulah kaum mendang-mending. Dapat anda rasakan dan identifikasi sendiri secara mandiri di lingkungan.

Jika sudah begini biasanya kaum mendang-mending dianggap sebagai warga kelas tiga yang ribet dan banyak aturan. Kadang ya dibenci orang lain. Pasti disini yang membaca ada banyak sekte kaum mendang-mending. Iya kan? Hayo, ngaku.

Meskipun begitu, tidak selamanya menjadi kaum mendang-mending itu buruk lho. Seperti kata pepatah, dimana ada keburukan pasti ada kebaikan. Begitu pula dengan kaum mendang-mending. Ada juga sisi positif dari menjadi bagian kaum mendang-mending.

Berikut sisi positif menjadi kaum mendang-mending yang jarang disadari oleh orang lain atau bahkan diri anda sendiri.

1. Memaksimalkan kinerja otak

Kaum mendang-mending umumnya adalah mereka yang melenceng dari sebuah statement dan isu yang sedang naik daun. Mereka akan melawan hukum alam dan mencari alternatif lain untuk melawan statement tersebut.

Contohnya ada yang membeli laptop seharga Rp18juta. Maka mereka memilih hal lain ketimbang laptop dengan harga Rp18juta.

Jika sudah begini, mau tidak mau mereka harus memutar otak! Mereka harus banyak-banyak membaca, membaca, dan membaca untuk menambah wawasan demi melawan statement!

Bukan hanya itu, mereka juga harus mencari alasan dari perlawanan yang mereka berikan. Alasan tersebut harus masuk akal dan dapat diterima siapa saja yang membacanya. Secara tidak langsung, kaum mendang-mending telah menggunakan potensi otaknya mencapai 90 persen!

2. Menumbuhkan sikap berhemat uang

Mungkin saja kaum mendang-mending adalah kaum yang paling sensitif jika berurusan dengan sesuatu yang berbau keuangan. Menurut mereka uang itu digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat, bukan memenuhi kesenangan semata.

Bagi mereka bisa makan tiga kali sehari jauh lebih untung daripada membeli barang seharga ratusan ribu yang bisa untuk makan seminggu. Secara tidak langsung, mereka menumbuhkan sifat seorang penghemat sejati. Kaum mendang-mending rela menunda kesenangan sementara demi kesenangan yang lebih besar.

Ya, walau kadang memang memancing amarah dan ketidaksukaan publik sih, tapi worth it untuk diterapkan.

3. Peka dengan kabar terbaru

Kepekaan terhadap suatu kabar baru agaknya sudah menjadi kewajiban untuk para manusia di abad 21 ini. Sebab sekarang jika tidak peka, ya, akan ketinggalan. Pepatah menyebutkan bukan yang terhebat yang akan bertahan, melainkan mereka yang beradaptasi. Dan kaum mendang-mending telah menerapkan pepatah itu.

Setiap isu dan kabar apapun dapat mereka jangkau. Seolah-olah memiliki penciuman berjangka 50 meter kedepan. Dengan begitu mereka dapat mengendalikan arah isu dan kabar melalui statement perlawanan yang akan mereka buat.

Orang seperti ini cocok sekali mendapatkan posisi social media specialist, master ceremony, atau podcaster di perusahan-perusahaan besar.

Jadi, khusus anda yang bagian dari kaum mendang-mending janganlah merasa malu. Berbanggalah karena masih ada hal positif yang dapat anda rasakan. Jangan dengarkan kata mereka yang menjatuhkan anda, abaikan saja. Hidup kaum mendang-mending!

M. Guntur Rahardjo