Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Buku "LIhatlah Aku!" (Dokumen pribadi/ Sam Edy)

Bicara tentang sifat dasar manusia, saya menemukan penjelasan menarik dalam buku Lihatlah Aku! Karya Mukhammad Yusuf. Dalam buku tersebut diuraikan sifat dasar manusia yang terbagi menjadi empat. Yakni, sanguinis (si periang), koleris (si kuat dan konsisten), melankolis (si perfeksionis), dan plegmatis (si pendamai).

Empat sifat dasar tersebut dimiliki oleh setiap manusia tanpa terkecuali. Sifat dasar ini akan selalu melekat pada diri manusia, berkembang sesuai bagaimana cara memperlakukan dan menjaganya. Keempatnya akan membuat unik, berbeda, dan menarik pada diri setiap manusia (Lihatlah Aku! halaman 17).

Mukhammad Yusuf menjelaskan, pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang dinamis (berubah sesuai dengan keadaan lingkungan dan dorongan dirinya sendiri). Hal ini, menunjukkan tak ada pengkotak-kotakan yang terjadi pada sifat dasar tiap individu. Sehingga, baik ia memiliki sifat dasar yang dominan sanguinis, juga terkadang dapat ditemukan sifat koleris yang menonjol (sanguinis-koleris). Artinya, terkadang ia suka dan bahkan sangat suka dalam bercanda, namun sisi lain ia memiliki sifat yang tegas dalam keadaan tertentu. Dan seterusnya.

Orang yang memiliki sifat dasar sanguinis biasanya memiliki kondisi yang sangat periang. Doyannya senang-senang, bahkan jika boleh ‘dikata’ dalam diri mereka ditemukan sedikit atau bahkan tidak sama sekali ditemukan keadaan di mana mereka bersedih pada masalah-masalah yang sepele. Sosok sanguinis adalah sosok yang sangat menyukai pertemanan, orang yang terbuka, blak-blakan, suka menghibur, dan suka bercanda di semua keadaan yang ia lalui. Sifat seperti inilah yang membuat orang-orang sanguinis sangat disukai oleh semua orang (Lihatlah Aku! halaman 21-22).

Sementara itu, orang dengan sifat dasar koleris memiliki karakter kuat, keras lagi konsisten dengan pendirian dan tujuan hidupnya. Individu yang keras, tegas, dan memiliki orientasi hidup jauh ke depan. Individu si koleris, lebih dikenal dengan sikap kepemimpinannya yang baik. Sosok dari sifat ini, sering bergelut dalam dunia yang agak rumit, penuh dengan data, dan analisis yang begitu mendalam pada suatu fakta atau kejadian yang sedang dialami (Lihatlah Aku! halaman 33-34).

Mempelajari sifat-sifat dasar manusia selain menarik juga dapat meningkatkan wawasan kita tentang beragam karakter manusia, sehingga diharapkan kita nanti dapat mengambil sisi positif dan menjauhi sifat atau kebiasaan yang kurang baik.

Terbitnya buku Lihatlah Aku! ini menurut saya layak dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan yang mendidik.

Sam Edy Yuswanto