Memperbanyak amal ibadah. Itulah yang mestinya dilakukan oleh setiap orang, terlebih mereka yang yang usianya sudah menapaki batas senja. Jangan sampai kita menjadi manusia yang lupa terhadap ajal atau kematian .
Bicara tentang ajal, tentu tak ada satu pun manusia yang tahu kapan datangnya. Ada kalanya, orang-orang yang masih muda, masih kecil, bahkan ada juga yang masih bayi menemui ajalnya lebih dulu. Sementara orang-orang yang sudah renta, bahkan usianya telah menapaki angka seratus tapi belum jua menemui ajalnya. Hal ini menjadi pertanda bahwa yang namanya kematian bisa datang sewaktu-waktu kepada siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya.
Namun, ketika usia kita sudah semakin tua, mestinya kita lebih banyak mengingat kematian dan mempersiapkannya. Cara mempersiapkannya yakni dengan memperbanyak ibadah dan beramal kebajikan sebanyak mungkin. Jangan sampai di usia kita yang sudah menua, kita masih sibuk menumpuk harta benda dan merasa perhitungan untuk mengeluarkan harta tersebut untuk berbuat kebajikan.
Ada sebuah kisah menarik yang saya temukan dalam buku Sebuah Kata Rahasia, buku yang berisi 12 cerpen pilihan versi Annida Online. Dari ke-12 cerpen yang dimuat, ada satu cerpen yang sangat bagus dijadikan sebagai bahan renungan atau introspeksi bersama. Yakni cerpen berjudul Kakek-Kakek Duniawi karya Gusrianto atau akrab juga dipanggil Uda Agus.
Cerpen tersebut berkisah tentang seorang pemuda ganteng bernama Abdul Wahab yang berprofesi sebagai tukang becak. Ia memiliki kebiasaan salat Subuh berjamaah di sebuah masjid. Di masjid itulah ia mengenal empat kakek yang biasa menyambangi masjid, lengkap dengan cerita kehidupan mereka. Begini kisahnya:
Kakek pertama, bernama Abdul Khodir, seorang pedagang kelontong di sebuah pasar sore. Ia memiliki dua anak yang sudah berkeluarga. Sayangnya, meskipun sudah dikaruniai rezeki yang cukup, Kakek Abdul masih merasa belum puas dengan apa yang dimilikinya.
Kakek kedua bernama Isman. Ia memiliki kehidupan rumah tangga yang tak lagi harmonis. Setiap hari mereka bertengkar, dengan sebuah alasan istrinya sudah tak bisa memenuhi kebutuhan biologisnya. Hal itulah yang membuatnya mencari perempuan di luar sana untuk memuaskan nafsunya.
Kakek ketiga bernama Hutapea. Seorang presiden direktur di sebuah perusahaan yang cukup bonafide di kota Medan. Ia memang mengaku merasa sudah tua, tapi sayang ia masih memikirkan kekayaan dan perusahaannya. Ia tak memiliki anak dan ia tak mau mewariskan hartanya untuk orang lain, juga tak ingin menyumbangkannya pada panti asuhan, fakir miskin, atau ke masjid. Intinya, ia adalah orang yang perhitungan dan pelit.
Kakek keempat, bernama Zainuddin. Kakek ini baru saja meninggal dunia. Ia juga tak jauh beda dengan ketiga kakek yang telah diceritakan di awal. Yakni orang-orang yang di usia senjanya masih saja memikirkan dunia. Padahal usia tua adalah suatu peringatan dari Tuhan bahwa kematian akan segera tiba.
Semoga kisah keempat kakek tersebut dapat menjadi bahan renungan kita semua, bahwa hidup di dunia ada batasnya. Mestinya, apa yang kita lakukan di dunia, termasuk saat mencari harta benda, diniatkan sebagai sarana beribadah dan memperbanyak amal kebajikan, sehingga atas izin-Nya kelak kita termasuk orang-orang yang beruntung.
Tag
Baca Juga
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
-
Ulasan Buku Sabar tanpa Batas, Memaknai Hidup dengan Bijaksana
-
Ulasan Buku Hati Tak Bertangga, Rahasia Hidup Tenang dan Bahagia
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Mengaku Satu-satunya Pejabat yang Hartanya Turun, Segini Total Kekayaan Lucky Hakim Menurut LHKPN
-
Ulasan Buku 'Cindelaras', Kisah Permaisuri Raja yang Dibuang ke dalam Hutan
-
3 Pesan AntiBullying dalam Buku Cerita Surat Dalam Balon
-
Ulasan Buku Insecurity is My Middle Name: Refleksi tentang Penerimaan Diri
Ulasan
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Review Webtoon Pasutri Gaje, Drama Kehidupan Rumah Tangga yang Relate!
-
Ulasan Buku 'Cindelaras', Kisah Permaisuri Raja yang Dibuang ke dalam Hutan
-
Ulasan Film Monolith: Keberanian Seorang Ibu dalam Melindungi Anaknya
-
Ulasan Film REC, Horor Found Footage yang Mencekam
Terkini
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
Sukses! Mahasiswa Amikom Yogyakarta Adakan Sosialisasi Pelatihan Desain Grafis
-
EXO 'Monster': Pemberontakan dari Psikis Babak Belur yang Diselamatkan Cinta
-
Tayang 22 November, Ini 4 Pemain Utama Drama Korea When The Phone Rings