Zhanta Al Bayan sejak kecil sudah akrab dengan pekerjaan-pekerjaan di sawah, demi untuk menambah uang jajan atau pun tabungan. Pria yang bernama asli Purwanto ini memutuskan merantau ke ibu kota untuk bekerja dan melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri. Ia kini aktif di beberapa komunitas yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan, agama, dan pemberdayaan masyarakat.
Dari aktivitas kesehariannya yang bergelut dengan komunitas ini akhirnya lahir karya Zhanta Al Bayan yang berjudul Muda Berkarya. Buku ini mengupayakan para generasi muda agar semakin produktif berkarya dengan melibatkan diri dalam sebuah komunitas.
Zhanta mendefinisikan komunitas adalah kumpulan dari orang-orang yang memiliki keselarasan visi, memiliki kepedulian yang sama antara yang satu sama yang lain, serta kumpulan orang yang mempunyai kesamaan interest (halaman 36).
Ketika berada dalam lingkungan komunitas, kita akan belajar bagaimana memahami sesama. Bagaimana kita mampu melihat permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat di sekeliling kita. Mungkin yang tadinya acuh tak acuh terhadap permasalahan itu, tapi dalam komunitas kita bersama-sama membuka hati dan pikiran untuk berbuat lebih.
Mengenai pentingnya komunitas, Zhanta Al Bayan mengemukakan bahwa komunitas bagi kita sebagai generasi muda seperti ini sangat penting dan dibutuhkan perannya. Dengan adanya komunitas, kita mampu memberikan banyak manfaat secara berjamaah. Tidak terpaku atas kemampuan kita sendiri. Kita akan saling membantu ketika di antara kita ada yang mendapatkan kesulitan. Dengan komunitas pula, kita mampu mempercepat atau men-shortcut kesuksesan kita (halaman 40).
Buku ini juga kaya nasihat hikmah. Salah satu nasihat yang sulit terlupakan di antaranya:
"Saatnya kita menyongsong masa depan yang cerah bersama-sama, yang mampu memberikan kontribusi untuk bangsa, yang mampu menjadikan diri kita pemenang."
"Saat menjadi generasi Muda Berkarya kita mampu menempatkan diri dalam nilai komunitas 4TIF (Positif, Produktif, Kontributif, dan Kreatif) serta memiliki Asih, Asah, dan Asuh dalam diri."
"Jadilah pemuda yang mampu berkontribusi nyata dalam karya bersama komunitas dalam membangun diri dan bangsa."
Di bagian akhir buku ini, Zhanta juga menulis Kisah Sahabat dalam Komunitas. Ia menyelipkan tulisan Alfi Sofina, Koordinator Departemen Pengembangan SDM di Komunitas Sukses Mulia, juga tulisan Kang Dymmi, Passionate in Community, dan tulisan Yani Anisha, seorang pegiat komunitas.
Paling akhir, di buku Muda Berkarya ini, Zhanta mencantumkan beberapa profil komunitas berkelas, di antaranya: Komunitas Sukses Mulia, Komunitas Makelar Sedekah, Komunitas Rumah Inspirasi Academy, serta Komunitas Aku Cinta Islam.
Baca Juga
-
Xiaomi Civi 5 Pro, Ditenagai Chipset Snapdragon 8s Gen 4 dan Kamera Leica
-
Vivo X Fold 5 Rilis Juli Mendatang, Diyakini Bakal Jadi HP Lipat Paling Ringan di Dunia
-
Apple iPhone 17 Series Siap Meluncur September 2025, Intip Spek dan Prediksi Harganya
-
Rilis Akhir 2025, Xiaomi 16 Menjadi Ponsel Pertama Pakai Chipset Snapdragon 8 Elite 2
-
Honor Pad 10 Resmi Meluncur, Tablet Tipis Usung Snapdragon 7 Gen 3 dan Baterai Jumbo
Artikel Terkait
Ulasan
-
Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad: Uji Moral dan Permainan Psikologis
-
Petualangan Dua Sahabat di Laut Papua Nugini dalam Buku The Shark Caller
-
Ulasan Novel di Balik Jendela: Rahasia Trauma yang Tersembunyi dalam Isolasi
-
Curug Pangeran, Di Balik Keindahan Alam Ada Sebuah Mitos yang Beredar
-
Review Film Io Capitano: Tiap Langkah yang Terluka Saat Mengadu Nasib
Terkini
-
Jennie BLACKPINK Tembus Daftar Album Terbaik Rolling Stone 2025
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
6 Drama China yang Dibintangi Pan Meiye, Beragam Peran
-
4 Ide OOTD Stylish ala Shin Soo Hyun untuk Gaya Nyaman Saat City Trip!
-
Tom Felton Perankan Draco Malfoy Lagi Lewat Harry Potter versi Broadway