Bagi orang tua dan juga sebagian besar anak-anak usia sekolah, masuk ke sekolah favorit dan unggulan merupakan sebuah pencapaian tersendiri. Maka tak heran jika para orang tua dan juga anak-anak yang peduli dengan pendidikan, berusaha keras untuk bisa masuk ke sekolah unggulan. Tak peduli meski sekolah tersebut mahal atau bahkan memiliki lokasi yang jauh dari tempat tinggalnya.
Namun, apa jadinya jika keberhasilan masuk ke sekolah unggulan justru membuahkan kejadian-kejadian mencekam tak ubahnya neraka dalam kehidupan para siswanya? Akan menjadi sebuah hal yang tak pernah kita bayangkan bukan?
Dalam film berjudul Sunyi yang dirilis pada tahun 2019 ini, kita akan dihadapkan pada sisi kelam dunia pendidikan. Meskipun film berdurasi 91 menit ini merupakan film yang diadaptasi dari film asal Korea Selatan berjudul Whispering Corridors yang rilis pada tahun 1998 lalu, namun sedikit banyak juga dapat kita temukan di dunia Pendidikan Indonesia.
Film Sunyi ini mengisahkan tentang seorang pelajar bernama Alex (diperankan oleh Angga Aldi Yunandha), yang tengah menjalani masa-masa penuh kebanggaan karena diterima di SMA unggulan “Abdi Negara”.
Namun, seiring berjalannya waktu, Alex menyadari bahwa masuk ke SMA unggulan tersebut bukanlah sebuah karunia. Budaya senioritas, hingga bullying ranah fisik dan juga mental ternyata masih berlaku di sekolah barunya tersebut, sehingga seolah-olah menjadi menu harian bagi Alex dan juga para siswa baru di sekolah ternama itu.
Beruntungnya, Alex memiliki sahabat bernama Maggie (diperankan oleh Amanda Rawles), sesama siswa baru kelas satu yang menjadi tempatnya berbagi, dan membuatnya bertahan dari perlakuan tak mengenakkan dari para senior.
Hingga suatu ketika, terror besar menghantui para penghuni sekolah tersebut. Berawal dari paksaan para senior Andre (diperankan Arya Vasco), Erika (diperankan Naomi Paulinda) dan Fahri (diperankan oleh Teuku Rizki) yang memaksa Alex untuk melakukan ritual pemanggilan arwah, membat terror berujung kematian menghantui para siswa di sana.
Pasca prosesi pemanggilan arwah tersebut, satu demi satu nyawa penghuni SMA Abdi Negara melayang secara misterius, sehingga merubah sekolah unggulan yang diidam-idamkan oleh banyak kalangan tersebut menjadi mencekam dan menakutkan.
Merasa menjadi orang yang paling bertanggung jawab, Alex pun berusaha untuk menghentikan teror dan mengakhiri semua thriller tersebut. Sudah tahu apa yang akan dilakukan oleh Alex? Kepada siapa dia akan meminta bantuan? Dan apa yang sebenarnya terjadi di sekolah tersebut? Benarkah ada arwah penasaran yang merenggut nyawa para warga sekolah?
Semua jawabannya ada di film Sunyi ini ya. Dalam film berdurasi 91 menit tersebut, teman-teman akan menemukan semua jawaban dari pertanyaan yang mungkin muncul setelah membaca tulisan ini.
Tertark untuk menonton film ini? langsung saja menuju ke layanan streaming kesayangan masing-masing ya! Selamat menonton!
Baca Juga
-
Timnas U-17 Jangan Terlalu Jumawa, Uzbekistan yang Mereka Kalahkan Bukanlah Tim Juara Asia
-
Sandy Walsh Gabung Buriram, Liga Thailand Kian Disesaki para Defender Timnas Indonesia
-
Nasib Sandy Walsh dan Tak Ramahnya Tanah Matahari Terbit bagi Pesepak Bola Indonesia
-
Piala Kemerdekaan 2025: Kans Menang Skuat Garuda Muda Melawan Uzbekistan U-17 KW 2
-
Bukan Hanya Sekadar Pindah, Hijrahnya Jay Idzes Juga Pecahkan Rekor Kawasan ASEAN!
Artikel Terkait
-
Cocok Ditonton Saat Libur Lebaran, 5 Rekomendasi Film Indonesia Bertema Mudik
-
5 Rekomendasi Film yang Cocok Ditonton Bareng Keluarga saat Libur Lebaran 2022, Lengkap dengan Jadwal Tayang
-
Rekomendasi 6 Webtoon Bertemakan Sekolah, Seru Banget!
-
Film Kuntilanak 3: Persepsi Baru Film Hantu di Indonesia
-
Film 500 Days of Summer, Berceritalah pada Orang Lain saat Patah Hati
Ulasan
-
Mengulik Novel Sesuk Karya Tere Liye: Misteri Rumah dan Wabah Kematian!
-
Ulasan Novel Pulang Pergi: Sisi Gelap dan Mematikan Shadow Economy!
-
Ulasan Novel SagaraS: Sosok Orang Tua Kandung Ali Terungkap!
-
Ulasan Buku Melukis Pelangi: Menghapus Kata Takut dan Menyerah dalam Hidup
-
Ulasan Novel Friends That Break Us: Ketika Persahabatan Lama Menjadi Luka
Terkini
-
Self-care di Era Kapitalisme: Healing atau Konsumerisme Terselubung?
-
Bumi Tak Perlu Berteriak: Saatnya Kita Lawan Krisis Air dari Sekarang
-
4 Daily OOTD ala Kazuha LE SSERAFIM, Anti-Ribet Tetap Fashionable!
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi
-
Proker KKN Membuat Ganci dari Kain Perca: Edukasi Cinta Bumi Sejak Dini