Saya merasa yakin, tak seorang pun di dunia ini yang ingin hidup dalam jerat kemiskinan. Setiap orang tentu mendambakan kehidupannya bergelimang harta berlimpah, agar setiap apa yang diinginkannya dapat terpenuhi.
Realitas yang ada, tak semua orang hidup berkecukupan. Kemiskinan masih menjadi benang kusut yang menyelimuti sebagian masyarakat kita. Hidup di tengah kemiskinan memang tak enak, membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Tanpa kesabaran, seseorang dapat terjerumus ke dalam kubang kejahatan.
Kisah tentang seorang lelaki miskin yang nekat berbuat kejahatan bisa disimak dalam buku kumpulan cerpen Seminar Mengatasi Keluhan Pelanggan karya Bamby Cahyadi. Kronologi Pembunuhan adalah salah satu cerpen dalam buku tersebut yang akan saya ulas kali ini.
Adalah Kosasih, lelaki yang melakukan kejahatan terhadap Sumarna, temannya sendiri. Tak hanya Sumarna yang menjadi korban kejahatannya, tetapi juga Euis, istrinya, dan Asep, anak semata wayang mereka.
Suatu hari, warga digemparkan dengan kematian satu keluarga di dalam rumah yang terkunci. Sumarna beserta istri dan anaknya tewas mengenaskan.
Setelah diselidiki, akhirnya titik terang mengarah pada Kosasih, lelaki yang harusnya berterima kasih pada Sumarna karena telah menolong kesulitannya tapi malah dengan tega menghabisi nyawanya beserta istri dan anaknya.
Semua bermula ketika Kosasih sedang membutuhkan banyak uang untuk meresmikan perkawinannya dengan Dedeh, calon istrinya. Mungkin ia merasa bingung, tidak punya uang, dan akhirnya memilih jalan pintas, merampok harta milik Sumarna dan menghabisi nyawa Sumarna beserta istri dan anaknya.
Ketika pada akhirnya Kosasih berhasil ditangkap di rumah calon istrinya, ia sempat melarikan diri tapi berhasil ditembak oleh polisi. Ia pun dibawa ke rumah sakit. Penduduk yang mendengar bahwa pembunuh keluarga Sumarna berhasil ditangkap, segera menyerbu rumah sakit. Bangsal tempat merawat tahanan polisi itu nyaris ambruk diserang massa.
Kisah tentang kasus pembunuhan dan perampokan yang dilakukan Kosasih mampu menyadarkan kita bahwa yang namanya kemiskinan bisa mengantarkan seseorang menjadi gelap mata dan melakukan beragam cara untuk memperoleh kekayaan secara instan.
Kita tentu memahami bahwa setiap orang memiliki takdir rezeki masing-masing. Tugas kita adalah berusaha menjemput rezeki tersebut dengan cara-cara yang benar. Semoga ulasan buku ini bermanfaat.
Baca Juga
-
Refleksi Keserakahan Manusia dan Kritik Penguasa dalam Antologi Puisi Negeri Daging Karya Gus Mus
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Dongeng Pendek tentang Kota-kota dalam Kepala, Waspadai Mulut!
-
Pembunuhan Sadis Sopir Travel yang Mayatnya Dibakar di Langkat Terbongkar Berkat Bantuan Dukun
-
Ulasan Buku Jalan Sunyi Seorang Penulis, Pesan di Baliknya Menohok
-
Jumlah Pengangguran Ditarget Turun 5,3 Persen Pada 2023, Menkeu Ungkap Strateginya
-
Pemerintah Target Angka Kemiskinan Turun ke Level 7,5 Persen Tahun Depan
Ulasan
-
Kembalinya Pasukan Agak Laen: Ulasan Film Karya Muhadkly Acho yang Mengocok Perut
-
Review Serial Stranger Things Season 5: Plot Twist Gila di Musim Terakhir!
-
4 Rekomendasi Parfum Mobil Anti Mabuk yang Segar dan Nyaman untuk Liburan
-
Ulasan Mercy for None: Aksi Sadis Seo Ji Sub Balas Dendam atas Matinya Adik
-
Ulasan Novel Fahrenheit 451: Saat Buku menjadi Benda Paling Haram
Terkini
-
4 Moisturizer Berbahan Kakadu Plum, Solusi Atasi Kulit Kusam dan Kering
-
Sinopsis BOY: Film Korea Noir Baru Dibintangi Cho Byeong Kyu dan Seo In Guk
-
5 Promo Kuliner Tahun Baru 2026, Cocok buat Rayakan Momen Kumpul
-
Amayo no Tsuki Hadir sebagai Anime dengan Cerita Penuh Makna Tersembunyi
-
Meski Segera Diganti, Legacy STY Masih Terus Bertahan Setidaknya Hingga 2 Tahun Mendatang!