Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam proses belajar mengajar di kelas, ada anak yang dengan mudah menangkap pelajaran, tetapi ada juga yang lamban menerima setiap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Karena itu, seorang guru harus bisa memahami setiap kondisi atau kemampuan siswa dalam menerima pelajaran.
Selain itu, guru juga harus bisa menanamkan sifat percaya diri agar siswa tidak mudah menyerah ketika mengalami kesulitan memahami pelajaran. Jangan sampai siswa gampang berputus asa hanya karena tidak bisa memahami kesulitan atau kesusahan dalam menerima pelajaran.
Cerita pendek Jangan Berputus Asa yang terangkum dalam buku kumpulan cerita anak ini mengajak pembaca, khususnya anak-anak, untuk tidak gampang menyerah ketika mengalami cobaan atau kesulitan.
Cerita yang ditulis Syahban Danas ini berkisah tentang Kiki yang mengalami kesulitan dalam bergaul bersama teman-teman sekelasnya. Tidak hanya itu. Salah satu materi pelajaran yang diajarkan guru terasa susah untuk dicerna. Teman-temannya juga merasakan hal yang sama.
Saat ujian praktik berupa prakarya dari Mapel Kesenian dan Kerajinan, Kiki mendapatkan tugas kelompok. Bersama teman-temannya Kiki mengerjakan tugas prakarya tersebut. Meskipun lumayan susah mencari bahan untuk prakarya, akhirnya mereka berhasil mengerjakan tugas di rumah Kiki.
Namun, sebuah masalah muncul. Saat tugas harus dikumpulkan, Kiki telat bangun dan menyebabkan dia terlambat dan terburu-buru ke sekolah. Hasil karya tugas kelompok yang dibawa Kiki terjatuh. Kiki bingung dan takut. Teman-temannya juga merasakan hal yang sama. Mereka khawatir tidak bisa mendapatkan nilai Mapel Kesenian dan Kerajinan (Halaman 19).
Untunglah guru Kesenian baik hati. Mereka diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas kelompak dan dikumpulkan keesokan harinya. Mereka bisa bernapas lega, meskipun lumayan pesimis bisa mengerjakannya dengan cepat. Untunglah salah satu teman Kiki mengajak mereka untuk jangan berputus asa. Tugas harus mereka kerjakan tepat waktu.
Selain cerpen Jangan Berputus Asa, ada beberapa cerpen inspiratif yang mengajarkan bagaimana agar anak bisa memiliki akhlak atau budi pekerti. Ada banyak tema yang dibahas seperti bagaimana menyayangi orangtua, bergaul bersama teman, hingga tentang menghargai karya orang lain.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Batas Waktu Pencairan TPG Berapa Hari, Cek Fakta Benarkah Hanya 14 Hari
-
Pemerintah Lebih Pilih Guru ASN dan PPPK untuk Sekolah Rakyat, Ini Kata Mensos
-
Menteri Arifah Minta Kampus Lain Contoh UGM, Pecat Langsung Guru Besar Pelaku Pelecehan
-
Cabuli Mahasiswi, Mendiktisaintek Ungkap soal Status ASN Eks Guru Besar UGM Edy Meiyanto
-
Langkah Cepat Cek NISN untuk PIP: Panduan Anti Gagal Terbaru April 2025
Ulasan
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
Terkini
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
-
Perantara Melalui Sang Dewantara: Akar Pendidikan dan Politik Bernama Adab
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya