Perempuan adalah makhluk Allah yang memiliki kehalusan hati. Perempuan identik dengan makhluk yang penyabar. Namun, setegar apa pun perempuan, biasanya akan goyah dan sedih ketika dirundung pelbagai masalah kehidupan. Karena itu, perempuan membutuhkan teman atau sahabat untuk menumpahkan berbagai persoalan yang menimpa kehidupan sehari-hari.
Ririn Astutiningrum berbagi resep, khususnya bagi kaum muslimah lewat buku Kepada Allah Aku Berserah. Buku ini memuat berbagai kisah bagaimana masalah demi masalah yang lazim menimpa kaum perempuan. Seperti masalah jodoh, keluarga, anak, dan permasalahan hidup lainnya.
Salah satu keresahan atau kesedihan yang menimpa kaum perempuan adalah saat dirinya belum juga menikah, sementara usianya semakin menanjak. Bagi perempuan, usia kepala tiga jika belum juga menikah akan menjadi “bencana”. Berbagai gosip dan gunjingan tetangga akan berembus. Padahal, setiap perempuan tentu menginginkan hidup berumah tangga sebagaimana lazimnya kaum perempuan.
Tetapi, siapa yang bisa menentukan nasib seseorang? Sebagaimana rezeki dan maut, jodoh adalah hak prerogatif Allah yang tidak bisa dicampuri oleh manusia. Seorang hamba hanya dituntut untuk beikhtiar dalam menjalani hidup. Yang menentukan hanya Allah Swt. Sepandai-pandainya manusia menjalin percintaan, kalau Allah belum meridai untuk berjodoh, maka cinta sepasang manusia akan kandas di tengah jalan.
Karena itu, Ririn mengajak kaum muslimah yang masih belum menemukan jodoh, untuk tidak terus dirundung sedih. Menurutnya, menikah bukan masalah main-main. Menikah butuh persiapan mental. Jangan sampai seseorang menikah hanya karena terpaksa, misal takut dicap “perawan tua” atau masalah lain yang lazim terjadi jika hidupnya masih melajang.
Ada banyak permasalahan yang dikupas penulis dalam buku yang diterbitkan Alifia Books ini. Seperti tentang bagaimana menghadapi konflik rumah tangga, perselingkuhan, hingga tentang nafkah. Dalam pernikahan, biasanya ada saja laki-laki yang enggan memberikan nafkah pada sang istri, meskipun hal itu sudah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan.
Berbagai persoalan hidup dikupas dalam buku ini, lengkap dengan berbagai solusi untuk menyelesaikannya. Semua dibahas runtut dengan bahasa yang komunikatif. Pembaca bisa menikmati sajian dalam buku ini dengan pikiran terbuka. Kisah-kisah para sahabat Nabi yang terjadi pada masa lalu juga dikisahkan penulis karena masih sangat relevan dengan kehidupan di masa sekarang.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Membangun Sikap Kritis dalam Menangkal Ulasan Palsu di Google Maps
-
Ulasan Anime 'Gokusen': Ketika Petinggi Yakuza menjadi Guru Matematika
-
Ulasan Novel Takbir Rindu di Istanbul, Memperjuangkan Cinta atau Cita-Cita?
-
Ulasan Buku Why We Sleep: Pentingnya Tidur Bagi Kesehatan Tubuh dan Mental
-
Ulasan Buku My Home: Myself, Rumah sebagai Kanvas Kehidupan
Ulasan
-
Ulasan Anime 'Gokusen': Ketika Petinggi Yakuza menjadi Guru Matematika
-
Kisah Persahabatan yang Mengubah Segalanya dalam Novel The Shark Caller
-
Ulasan Film 'Bila Esok Ibu Tiada', Ada Rahasia di Balik Senyum Ibu
-
Menggali Budaya dari Hidangan Sulawesi Selatan dalam Novel Kisah dari Dapur
-
Ulasan Novel Takbir Rindu di Istanbul, Memperjuangkan Cinta atau Cita-Cita?
Terkini
-
Farhat Abbas Tantang Denny Sumargo Buktikan Rencana Bagi-Bagi Uang Donasi Agus ke Orang Lain
-
Membangun Hubungan Ditengah Bencana Serangan Zombie dalam Film 'Zombieland'
-
Membangun Sikap Kritis dalam Menangkal Ulasan Palsu di Google Maps
-
Bukan Kim Nam Gil, Drama Korea True Education akan Dibintangi Kim Moo Yeol
-
Malaysia Diminta Tak Tiru Strategi Timnas Indonesia di AFF 2024, Ada Apa?