Sebagai hamba Tuhan yang telah mendapat keperlimpahan rezeki yang tiada terkira, mestinya kita harus selalu bersyukur kepada-Nya. Perbanyaklah bersyukur setiap hari dan berusahalah untuk tidak mengeluh dengan kondisi tak mengenakkan yang kita alami.
Mengeluh dan merasa sedih memang wajar di kala kita sedang dalam posisi yang kurang menguntungkan. Tapi kita harus selekasnya menyadari, bahwa mengeluh itu bukanlah solusi. Mengeluh tak ada gunanya.
Saat keinginan untuk mengeluh hadir dalam jiwa dan pikiran kita, berusahalah untuk menepisnya. Cobalah untuk melihat dan merenungi orang-orang yang kehidupan perekonomiannya di bawah kita agar kita lekas mensyukuri bahwa nikmat Tuhan yang diberikan kepada kita selama ini sangat banyak. Berusahalah untuk menjadi hamba yang pandai mensyukuri nikmat-Nya.
Bicara tentang syukur, ada pembahasan menarik di Majalah Sabili Edisi 9/ Tahun XVIII/ 23 Desember 2010. Dalam Rubrik Tadabur, DR M Mu’inudinillah Basri, MA menjelaskan tentang azab Allah bagi orang yang tak bersyukur. Dalam Al-Qur’an Surat an-Nahl: 112 dijelaskan:
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dulunya aman lagi tentram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi(penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”
DR M Mu’inudinillah menjelaskan, para mufassirin seperti Aisyah ra menafsirkan, yang dimaksudkan ayat ini adalah Makkah dan penduduknya yang semula dalam kondisi aman tentram, rezeki datang kepada mereka dengan mudah. Dan ketika mereka kufur kepada Nabi Muhammad Saw. dan menentangnya, Allah menghukum mereka dengan paceklik selama bertahun-tahun sehingga mereka memakan bangkai.
Ayat ini sebagai pelajaran bagi yang berpaling dari ayat Allah dan kufur terhadap nikmat-Nya sehingga ditimpa kehancuran dalam berbagai sisi kehidupan. Seperti yang Allah katakan (dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim: 28-29), “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, yaitu neraka Jahannam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman” (halaman 100).
Musibah dan bencana yang ditimpakan kepada orang yang tidak bersyukur ada dua macam; siksaan fisik dan non-fisik. Siksaan non-fisik berupa tercerabutnya iman dalam hati sehingga tidak merasakan kelezatan iman dan ibadah, dan dirasukinya cinta dunia serta dijadikan budak hawa nafsu (halaman 101).
Semoga setelah membaca ulasan singkat ini, kita dapat termotivasi untuk meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah Swt. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari siksa-Nya.
***
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan The Price of Confession: Duet Gelap Kim Go Eun dan Jeon Do Yeon
-
4 Tempat Padel di Bandung yang Instagramable, Nyaman, dan Cocok Buat Pemula
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
7 Film Indonesia Paling Laris 2025: Animasi, Horor, hingga Komedi
Terkini
-
Mengenal Neophobia: Ketika Rasa Takut pada Hal Baru Menjadi Hambatan
-
Cillian Murphy Diincar Kembali Main dalam Film Ketiga 28 Years Later
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Raih 100 M di Usia 19 Tahun, Ini yang Membuat Suli Beda dari Anak Seusianya
-
Richelle Skornicki dan Adegan Dewasa di Pernikahan Dini Gen Z: Antara Akting dan Perlindungan Anak