Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Annisa Puji Hastuti
Komik Indigo Case - Kutukan Guci Berdarah (Dokumen Pribadi/Annisa Puji Hastuti)

Indigo Case merupakan bagian dari komik serial Fantasteen Series yang diterbitkan oleh DAR! Mizan (PT Mizan Pustaka). Seri Kutukan Guci Berdarah merupakan serial pertama dari cerita Indigo Case.

Cerita ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2016. Komik yang terdiri dari 124 halaman ini ditulis oleh Muhadzab Hasan, pria kelahiran Soreang pada tahun 1987.

Komik Indigo Case - Kutukan Guci Berdarah, terdiri dari tiga bagian cerita. Di bagian pertama, menceritakan rasa penasaran siswa sekolah akan mitos guci terkutuk yang ada di sekolah mereka. Rasa penasaran ini akhirnya menuntun mereka sampai pada gudang terlarang.

Di bagian kedua, datanglah Arya, anak yang memiliki kemampuan untuk merasakan hal-hal gaib. Arya diminta untuk membantu penyelidikan kasus kematian seorang siswa.

Menariknya, dari bagian kedua ini adalah hipotesis mengenai kasus kematian yang dikemukakan para tokoh saling bertentangan, sehingga menjadikan pembaca turut berpikir mengenai pelaku dan penyebab kematian. 

Hal ini sukses menggugah rasa penasaran pembaca terkait fakta kematian, kebenaran guci yang terkutuk, dan orang yang memiliki kemampuan telekinetis.

Kemampuan telekinetis merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menggerakkan suatu benda tanpa menyentuh benda tersebut secara langsung. 

Pada bagian akhir, kepala sekolah dirasuki oleh makhluk dari guci berdarah. Kemudian, terungkaplah pelaku pembalasan dendam yang sangat tidak disangka-sangka. 

Tidak hanya soal mitos guci terkutuk penghisap darah yang telah ada sejak zaman Belanda itu, dua anak yang memiliki kemampuan ajaib juga menjadi pemikat dari komik ini, yaitu anak dengan kemampuan Indigo yang dapat merasakan hal-hal gaib dan anak dengan kemampuan telekinetis yang dapat menggerakkan benda dari jarak jauh. 

Anak Indigo menggunakan kemampuannya untuk membantu pihak kepolisian, sedangkan, anak dengan kemampuan telekinetis menggunakan kemampuannya untuk balas dendam. 

Dari dua anak ini, kita juga dapat belajar bahwa saat dianugerahi sebuah kemampuan, kita dapat memilih menggunakan kemampuan itu untuk kebaikan atau untuk kejahatan. 

Alur cerita yang digunakan juga berhasil membawa pembaca untuk turut serta menjadi detektif dalam mengungkap kasus kutukan guci berdarah ini. 

Komik ini merupakan rekomendasi untuk siapa saja yang menyukai cerita misteri dan ingin turut serta merasakan pengalaman imajinatif dalam memecahkan sebuah kasus. 

Annisa Puji Hastuti