Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Untung Wahyudi
Buku 'Luki, Jangan Ceroboh Lagi' (Dok. Pribadi/wahyudiuntung)

Setiap orang pasti menginginkan hidup yang terbaik. Setiap waktu senantiasa berdoa agar selalu mendapatkan keberuntungan dalam menjalani kehidupan.

Tetapi, kadang tak selamanya usaha yang dikerahkan akan semulus dengan impian yang diharapkan. Ada saja cobaan yang mencoba menghalangi dan mengadang langkah yang diayunkan. Sebagian orang ada yang beranggapan, kalau nama seseorang itu berpengaruh pada keberuntungan seseorang. 

Berbicara tentang keberuntungan, kita akan coba membincangkan sebuah novel anak berjudul Luki, Jangan Ceroboh Lagi karya Fajriatun Nur. Novel ini berkisah tentang anak bernama Luckita Dewi.

Arti namanya begitu bagus yaitu dewi keberuntungan. Kedua orangtuanya pasti selalu berharap Luki, nama panggilannya, bisa mendapatkan kesuksesan dalam menjalani hidup.

Tapi, ternyata Luki tak seberuntung namanya. Meskipun namanya mengandung doa dan harapan tentang keberhasilan dan keberuntungan, Luki justru selalu mendapatkan kesialan. Luki pernah salah masuk kelas yang membuatnya malu. Dia pernah kehilangan dompet yang dipegangnya. Bahkan, dia juga pernah salah mengirim pesanan kue.

Kesialan-kesialan yang dihadapi Luki membuatnya begitu sedih sekaligus marah. Hal ini membuat salah seorang temannya bernama Binta selalu berkomentar miring. Menurut Binta, semua kesialan Luki mungkin berhubungan dengan namanya. Binta menduga kalau nama Luki terlalu berat dan harus diganti.

Komentar Binta jelas membuat Luki marah. Keduanya nyaris bertengkar akibat perdebatan tentang nama Luki. Tapi, benarkah kesialan yang selama ini dialami Luki berhubungan dengan namanya? Masihkah ada yang percaya tentang mitos tersebut?

Dalam novel ini, Fajriatun Nur mencoba mengajak pembaca, terutama anak-anak, untuk berpikir jernih tentang kehidupan sehari-hari. Bahwa, jangan sampai kita percaya pada hal-hal yang berbau takhayul. Sebaliknya, pembaca diajak realistis menghadapi kehidupan sehari-hari. 

Jangan sampai kita bersikap pesimis karena kegagalan atau kesialan yang dihadapi. Yang penting adalah bagaimana kita berusaha sekuat mungkin untuk selalu berusaha agar apa yang dicita-citakan bisa berhasil. Ada banyak tips yang bisa dipelajari agar apa yang menjadi cita-cita selalu berhasil.

Keinginan atau tekad yang kuat adalah salah satu cara seseorang berhasil dalam belajar atau bekerja. Dengan tekad yang kuat, kita akan berhasil. Selain itu, disiplin juga menjadi perantara kesuksesan seseorang. Seseorang yang menerapkan sikap disiplin yang tinggi, seperti mengerjakan sesuatu sesuai target, maka dia akan berhasil dalam menjalani hidup. 

Untung Wahyudi