Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Sam Edy Yuswanto
Buku "Jurus Maut Menulis Buku Best Seller" (DocPribadi/ Sam Edy)

Saya yakin setiap penulis tentu ingin produktif berkarya. Penulis novel misalnya, mendambakan bisa sesering mungkin menerbitkan novel. Begitu juga dengan penulis genre lain, saya yakin ingin memiliki karya dan pembaca yang banyak.

Namun, realitas memaparkan, melahirkan banyak karya tulis ternyata tak semudah yang kita bayangkan. Bahkan, jika tak benar-benar meniatkan diri untuk menjadi seorang penulis, bisa-bisa kita akan berhenti di tengah jalan dan beralih ke profesi lain yang dirasa lebih mudah dan menguntungkan. Padahal tak ada profesi yang dijalani dengan mudah, semua butuh keseriusan dalam menjalaninya. 

Salah satu kendala yang biasa dialami oleh seorang penulis adalah merasa kehabisan ide atau mengalami kebuntuan menulis. Padahal yang namanya ide, sejatinya ada di sekeliling kita bila kita lihai dalam menangkap dan mengeksekusinya dengan baik.

Dalam buku Jurus Maut Menulis Buku Best Seller karya Badai Fisilmikaffah, dijelaskan kehabisan ide sering dialami oleh banyak penulis, meski segala cara untuk mendatangkan ide telah dilakukan. Ide tetap saja tidak keluar. Untuk menuliskan kalimat pertama saja sulitnya tak terkira. Kadang ide sudah didapat, tetapi bingung di mana harus memulainya. Ya, setiap penulis pasti pernah mengalami hal tersebut.

Sebenarnya ada banyak cara untuk mengatasinya. Salah satunya ialah memaksa diri Anda untuk menulis. Anda harus memaksa diri untuk menulis apa saja. Semua yang Anda alami, tulislah. Semua yang Anda ingat, tulislah. Jangan pedulikan kalau tulisan Anda salah ketik, salah tata bahasanya. Biarkan mengalir apa adanya. Kali ini Anda hanya menulis untuk diri sendiri, tidak ada orang lain yang akan membacanya. Setelah Anda menulis beberapa paragraf, boleh jadi suatu ide akan muncul dan Anda akan lancar menulis kembali (halaman 125).

Cara lain untuk menemukan ide atau mengatasi kebuntuan menulis ialah melakukan kegiatan lain selain menulis. Berjalan-jalan, membaca, atau apa saja. Yang penting, jangan pikirkan sedikit pun tentang tulisan Anda. Rileks. Setelah pikiran Anda segar, maka biasanya ide akan mudah muncul di benak Anda. Jangan lupa, rajin-rajinlah memerhatikan lingkungan sekitar Anda. Kegiatan sepele seperti berjalan-jalan bisa mendatangkan ide (halaman 126).

Menulis memang butuh konsistensi dan tak boleh gampang menyerah. Tak hanya penulis, profesi lain pun tentunya membutuhkan konsistensi dan pantang menyerah dalam menjalaninya. Semoga ulasan buku 'Jurus Maut Menulis Buku Best Seller' berguna buat para pembaca.

Sam Edy Yuswanto