Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sam Edy Yuswanto
Buku 70 Hal yang Menghancurkan Bisnis Anda!.[Dokumen pribadi/ Sam Edy]

Bagi para pebisnis, pengusaha, para pemilik perusahaan, pengelola kafe, dan sejenisnya, sangat penting membekali dirinya dengan buku ini. Mengapa buku berjudul 70 Hal yang Menghancurkan Bisnis Anda! (terbitan BIP, 2015) ini penting dibaca? Karena di dalamnya menguraikan 70 hal yang dapat menghancurkan bisnis yang tengah Anda jalani. 

Bisa dikatakan, ke-70 hal tersebut adalah kesalahan-kesalahan yang seharusnya dihindari. Mungkin selama ini kesalahan-kesalahan tersebut dianggap kecil, remeh, dan sepele oleh para pelaku bisnis, para pelayan atau karyawan, padahal bila diteliti kesalahan tersebut akan berdampak fatal yang akan menjauhkan para pembeli atau konsumen. Dan itu artinya usaha Anda, cepat atau lambat, akan mengalami kebangkrutan, bahkan gulung tikar.

Salah satu kesalahan yang harus dihindari oleh seorang pelaku bisnis adalah menertawakan atau menggosipkan pelanggan. Berikut ini ilustrasi menarik yang saya kutip langsung dari buku ini:

Suatu siang di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, beberapa karyawan yang seharusnya melayani pelanggan dengan ramah justru terlibat percakapan sengit sambil sesekali melirik dan tertawa cekikikan ke arah pelanggannya. Ternyata mereka bergosip ria menertawakan penampilan seorang pelanggan yang menurut mereka tidak pantas alias saltum (salah kostum).

Tentu saja, kondisi ini tidak sehat bagi perusahaan. Terlepas kostum seperti apa yang digunakan oleh pelanggan, sangat tidak etis menertawakan mereka di tempat umum seperti itu. Bukankah mereka datang untuk membeli produk yang dijual oleh perusahaan? Pelanggan seharusnya dilayani dan dibuat senyaman mungkin, tanpa harus pusing dengan selera pribadi mereka dalam berpakaian.

Kesalahan berikutnya yang mestinya dihindari oleh para pebisnis, karyawan atau pelayan ialah: menunjuk arah dengan muka sambil me-monyong-kan mulut. Berikut saya kutip penjelasannya dalam buku ini: 

Barangkali tidak sedikit di antara pembaca yang pernah mengalami kasus seperti ini. Saat menanyakan lokasi tertentu kepada customer service atau karyawan sebuah perusahaan, entah karena alasan sibuk, tangan mereka tetap mengerjakan sesuatu dan tanpa banyak komentar segera menunjukkan lokasi yang dimaksud dengan menggunakan muka sambil memonyongkan mulutnya. Terlepas cara ini dianggap praktis karena tidak harus menghentikan aktivitasnya, tetapi kesan yang ditimbulkannya tentu saja tidak sopan.

Akan terlihat elok jika saat menghadapi pelanggan, aktivitas untuk sementara dihentikan sambil memperlihatkan sikap antusias dalam melayani dan memberikan informasi yang mereka butuhkan. Tingkah laku karyawan yang profesional dan menghargai pelanggan dengan sendirinya berdampak pada imej positif bagi perusahaan.

Kesalahan-kesalahan lain yang harus dihindari dalam dunia bisnis yang dipaparkan Andi M. Sadat dalam buku ini misalnya tidak jujur pada rekan bisnis, membodohi pelanggan, melayani setengah hati, melayani sekadar “gugur kewajiban”, brosur tak seindah aslinya, menjual produk kedaluwarsa, meraup untung mengurangi kualitas, dan lain sebagainya. Selamat membaca, semoga ulasan ini bermanfaat.

Sam Edy Yuswanto