Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Untung Wahyudi
Buku 'Ubah Patah Hati Jadi Prestasi' (Dok.pribadi/wahyudiuntung)

Dalam menjalani hidup, manusia lazim mengalami perasaan tidak nyaman berupa sakit hati. Bukan hanya masalah cinta, tetapi masalah lain yang begitu kompleks akan menyebabkan seseorang patah hati.

Gagal meraih cita-cita, tidak kunjung lulus kuliah, bahkan sering ditolak saat mengajukan lamaran kerja, biasanya akan membuat orang patah hati.

Dwi Suwiknyo, lewat buku Ubah Patah Hati Jadi Prestasi, mengajak pembaca untuk lebih bijak menghadapi problematika hidup yang lazim ditemui.

Penulis menjelaskan, dalam hidup manusia akan menjumpai berbagai masalah yang akan menimpa. Tapi, masalah bukan untuk diratapi atau disesali. Sebaliknya, masalah yang menimpa harus bisa dihadapi dengan tenang. Berusaha mencarikan solusi yang terbaik.

Meratapi kegagalan bukan pilihan yang tepat. Patah hati oleh sebab apa pun, harus bisa menjadi perantara untuk meraih hal-hal yang lebih positif. Kegagalan bukan akhir segalanya.

Seseorang yang gagal membina rumah tangga, misalnya, bukan berarti dia harus terus meratapi nasib. Perpisahan adalah hal mutlak dalam kehidupan manusia. Jangan sampai patah hati karena cinta bisa menghancurkan masa depan seseorang.

Dalam buku ini dikisahkan, ada seseorang yang berkali-kali gagal menjalani hidup. Saat melamar kerja, tak satu pun lamaran yang diajukannya diterima.

Dia nyaris putus asa, tetapi semangat yang menggebu-gebu untuk mengubah nasib dan keadaan keluargnya yang pas-pasan, membuat dia tetap bangkit. Hingga dia mempunyai ide bisnis berupa usaha di bidang e-commerce.

Banyak orang mencibir usahanya karena dianggap tidak sesuai dengan bidang dan keahliannya. Hingga waktu terus berputar. Dia dinyatakan sebagai salah satu orang terkaya di China karena usahanya sukses luar biasa.

Sekelumit kisah di atas bisa jadi pelajaran oleh siapa pun untuk bisa bangkit dari masalah berupa kegagalan. Manusia diberi akal untuk berpikir, sehingga salah besar jika karena satu kegagalan membuat dia harus terpuruk apalagi mengutuki diri sebagai orang yang gagal.

Kegagalan adalah hal biasa. Jangan sampai kita takluk dan menyerah terhadap keadaan. Sebaliknya, kita harus bisa mengubah kegagalan menjadi peluang untuk bisa meraih prestasi dan keberhasilan yang gemilang di kemudian hari. Demikianlah intisari dari buku bersampul manis terbitan Quanta ini.

Untung Wahyudi