Sebagaimana telah kita maklumi bersama bahwa belajar atau menuntut ilmu itu berlaku sepanjang masa. Belajar tentang beragam ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan kita semua. Lebih-lebih ilmu yang berhubungan dengan ibadah yang kita lakukan sehari-hari.
Dalam proses belajar mengajar, setiap orang tentu membutuhkan guru atau pembimbing. Keberadaan guru sangatlah penting guna menunjang keberhasilan kita di kemudian hari. Melalui guru, kita juga akan memperoleh banyak wawasan atau pengalaman berharga yang sebelumnya belum kita ketahui.
Dalam menjalani profesi (apa pun jenisnya) juga sama. Bahwa seseorang, bila ingin sukses dalam kariernya, harus memiliki guru atau istilah lainnya mentor. Ketika ingin menggeluti dunia bisnis misalnya, keberadaan mentor sangatlah penting dan akan membantu kesuksesan kita.
Dari para mentor kita dapat belajar banyak hal yang akan sangat berguna bagi kehidupan kita. Misalnya belajar tentang bagaimana cara mengatasi berbagai kegagalan, bagaimana cara membangun relasi yang baik dengan sesama, cara menggali motivasi, dan lain masih banyak yang lainnya.
Sebenarnya apa yang disebut dengan mentor? Dalam buku Perempuan Pemimpin karya Betti Alisjahbana dijelaskan, definisi mentor sangat luas. Mencakup pembimbing, pelatih, penasihat, sponsor, dan banyak lagi. Pada intinya, mentor sering kali adalah orang yang lebih senior, yang menolong mereka yang lebih baru atau lebih muda untuk sukses.
Mentor membantu dan mendukung proses belajar seseorang untuk memaksimalkan potensinya, membangun kecakapan, memperbaiki kinerja dan mencapai tujuan jangka panjangnya. Mentor juga bisa membantu untuk menguasai protokol yang tepat, siapa pemain utama, siapa pengambil keputusan, dan siapa yang perlu ditemui dan diyakinkan (halaman 37).
Secra lengkap, tugas mentor yang dipaparkan dalam buku Perempuan Pemimpin mencakup empat hal, yakni:
1. Memberikan dukungan kepada mentee-nya (mentee adalah orang yang dibimbing oleh seorang mentor) dengan cara menyemangati, menantang, dan memberikan peluang.
2. Memberikan dukungan emosional: membangkitkan harapan, memberikan pujian, dan masukan.
3. Memberikan akses pada kesempatan untuk belajar, menyediakan sumber daya, dan memperluas jejaring.
4. Menjaga agar mentee berada di jalur yang benar.
Semoga ulasan ini bermanfaat. Selamat membaca.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
4 Langkah Penting Menjadi Perempuan Independen, Saatnya Menabung!
-
Fakta Kasus Istri Bersuami Perempuan di Jambi, Terungkap Modus Pelaku Sempat Ganti Nama Baptis
-
7 Fakta Mengerikan Kasus Wanita di Jambi Baru Sadar Suami yang Dinikahi Perempuan
-
Dilanda Wabah Penyakit Pencernaan, Pemerintah Korut Kirim Bantuan ke Keluarga Terdampak
-
Balada Cinta Penuh Luka, Ulasan Novel 'Sayat-Sayat Sunyi'
Ulasan
-
Review Drakor Shin's Project: Ada Ahli Negosiator di Balik Kedai Ayam Goreng
-
Ulasan Novel Cantik Itu Luka: Ketika Kecantikan Menjadi Senjata dan Kutukan
-
Review Film The Carpenter's Son: Reinterpretasi Kitab Injil yang Apokrif
-
Review Film Wicked: For Good, Penutup Epik yang Bikin Hati Meleleh
-
Review Film Lupa Daratan: Cerminan Gelap Dunia Artis di Indonesia
Terkini
-
Terperangkap Bayang-Bayang Patriarki, Laki-Laki Cenderung Lambat Dewasa
-
Dari Tinnitus hingga Hiperakusis: Risiko Serius di Balik Kebiasaan Memakai Headphone
-
Hemat Waktu dan Tenaga, Ini 7 Cara Efektif Membersihkan Rumah
-
4 Cleanser Korea dengan Kandungan Yuja untuk Wajah Sehat dan Glowing
-
Menopause Bukan Akhir, tapi Transisi yang Butuh Dukungan