Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Oktavia Ningrum
Langit Taman Hati (Google Books)

Rahul dan Anjali versi islam dan buku? Ini dia. Tapi dibanding Rahul dan Anjali, di islam sendiri sudah ada kisah yang hampir mirip. Kisah Utsman bin Affan yang menikah dengan Ummu Kultsum setelah wafatnya Ruqayyah. 

Kalau sudah bahas perpisahan dengan ajal, sakitnya bukan main. Tak hanya meninggalkan gurat pedih bagi yang ditinggalkan, tapi juga jejak kenangan yang tak dapat dihapus selamanya. Hal inilah yang membuat buku ini membawa kisah yang penuh konflik batin. 

Identitas Buku

Judul: Langit Taman Hati
Penulis: Cucuk Hariyanto
Penerbit: Diva Press, 2011
Tebal: 296 halaman

Buku ini dibuka dengan ironi yang kerap terjadi dan dekat dalam keseharian. Saat kita di kondisi yang baik-baik saja, ada banyak hal yang membuat kita selalu merasa kurang dan merasa tak layak bagi seseorang. Ketakutan-ketakutan tak beralasan yang membuat kita menyesali masa lalu. 

Dan ketika Allah mengambil apa yang sudah ada, kita justru sibuk menyalahkan diri dan berangan "seandainya". Memang lucu jika dipikirkan, tapi saat itu terjadi, semua hanya tertinggal penyesalan. 

Kisah Cinta yang Penuh Ujian dan Makna Kehidupan

Langit Taman Hati adalah sebuah novel menyentuh yang menyajikan kisah cinta, pengorbanan, dan ujian hidup dalam balutan pesan spiritual. Cucuk Hariyanto menghadirkan karakter yang penuh warna dan dinamika kehidupan yang membuat pembaca ikut larut dalam suka dan duka tokoh-tokohnya.

Tokoh utamanya, Reza Ayatullah Al-Fatah, adalah sosok mahasiswa cerdas dari ITS yang aktif dalam berbagai organisasi dakwah. Dalam perjalanan hidupnya, Reza bertemu kembali dengan Aida Ainun Nisa, adik angkatannya yang dulu sempat berharap bisa berta’aruf dengannya. Aida adalah gadis shalihah yang harus menelan pil pahit kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis. Kecelakaan itu juga merenggut penglihatannya, membuat ia tak lagi bisa melihat indahnya dunia.

Reza jatuh cinta pada Aida dan memutuskan untuk meminangnya. Pernikahan mereka terasa indah meski sederhana, hingga Reza membujuk Aida untuk menjalani operasi matanya. Operasi itu sukses memulihkan penglihatannya, namun di balik kebahagiaan itu, takdir berkata lain. Aida didiagnosis menderita leukemia, dengan sisa usia yang diprediksi hanya satu tahun. Padahal, saat itu Aida tengah hamil anak pertama mereka.

Saat Cinta Diuji Takdir: Tentang Ikhlas yang Tak Berujung

Dalam dua minggu perawatan di rumah sakit, Aida menunjukkan ketabahan luar biasa. Ia tidak hanya menjadi istri yang shalihah, tapi juga inspirasi bagi Reza dalam menghadapi segala cobaan. Menyadari waktunya tidak lama lagi, Aida menulis 15 surat untuk anaknya yang akan diberikan setiap ulang tahun, agar Musa, putra mereka, selalu merasakan kehadiran dan nasihat uminya meski telah tiada.

Sebelum menutup mata untuk selamanya, Aida juga berpesan pada Reza agar menikahi sahabatnya, Farah, demi menjaga Musa dan menguatkan imannya.

Pernikahan Reza dan Farah tidak berjalan mulus. Reza yang masih diliputi bayang-bayang Aida sering kali membuat Farah merasa sakit hati, bahkan sampai ingin meninggalkannya. Di puncak konflik, Farah menitipkan Musa kepada ibu Khadijah di panti asuhan sebelum pergi ke Arab tanpa pamit. Reza yang tersadar segera menyusul Farah dan membawanya kembali pulang.

Tiga tahun kemudian, badai dalam rumah tangga mereka mereda. Perlahan, Reza dan Farah belajar menyayangi satu sama lain, memahami, dan menerima takdir yang telah Allah gariskan. Rumah tangga mereka kini lengkap dengan kehadiran dua anak: Nabils Uslifatul Jannah As Salsabila dan Nibras Ayatullah Al-Fatah.

Dari Kehilangan Menjadi Cahaya untuk Banyak Jiwa

“Langit Taman Hati” bukan sekadar judul, melainkan rumah peninggalan Aida yang direnovasi Reza tanpa mengubah bentuk aslinya. Rumah itu dijadikan rumah singgah untuk anak-anak jalanan, mewujudkan impian Aida yang belum sempat ia raih semasa hidupnya. Kini, rumah tersebut menaungi lebih dari lima puluh anak, menjadi simbol cinta, doa, dan pengabdian yang abadi.

Langit Taman Hati bukan hanya kisah cinta segitiga atau drama rumah tangga biasa. Ini adalah novel yang memadukan romantisme, spiritualitas, dan nilai-nilai kemanusiaan. Cucuk Hariyanto berhasil menyampaikan pesan tentang kesabaran, keikhlasan, dan bagaimana cinta sejati selalu menemukan jalannya dalam rencana Tuhan yang lebih besar.

Oktavia Ningrum