Sedang mencari bacaan yang tipis tapi tetap penuh makna? Buku satu ini bisa jadi pilihan yang tepat!
IDENTITAS BUKU
Judul Buku: Lari dari Pesantren
Penulis: Andri Saptono
Penerbit: PT Elex Media Komputindo [Laiqa] Jumlah Halaman: 112 Halaman
Ilyas dan Albar, dua orang santri di sebuah pondok pesantren bernama Al-Ikhlas yang terkenal senang berbuat onar dan melanggar peraturan. Dikisahkan bahwa Ilyas adalah sosok santri yang gemar melanggar aturan, sedangkan Albar adalah santri yang suka berada di samping Ilyas karena ia merasa aman berada di sekeliling Ilyas.
Di bagian prolog, kita akan disuguhkan sebuah adegan ketika Ilyas dan Albar sedang ditanyai mengenai alasan mereka kabur dari pondok, serta pertimbangan dari para ustaz untuk kembali menerima mereka berdua atau mendepak mereka dari pondok. Bagaimana bisa mereka kabur dan disidang seperti itu?
Semuanya bermula dari Ucil, yang nama aslinya tidak demikian, menantang Ilyas yang mengaggap dirinya hebat karena telah melanggar semua peraturan di pondok, untuk kabur ke kota tanpa ketahuan oleh ustaz dan Mudir (pemimpin tertinggi di pondok pesantren). Ilyas yang tidak ingin harga dirinya turun langsung menyetujui hal itu. Ia mengajak Albar untuk ikut dirinya kabur ke kota.
Singkat cerita, kita akan diajak mengikuti dua santri ini berangkat ke kota dengan hanya berbekal baju di badan serta tanpa uang sepeser pun. Mereka sempat mencuri karena kelaparan, tidur di pelataran masjid yang dingin, hingga dikejar satpol PP. Ternyata, kejadian yang melibatkan satpol PP ini pula lah yang membawa mereka pada pertemuan dengan seorang perempuan seusia ibu mereka, yang ternyata memiliki pekerjaan kelam.
Sepanjang membaca cerita yang seru dan penuh keluguan ini, aku jadi merasa ikut Ilyas dan Albar dalam perjalanan mereka. Mulai dari awal kabur sampai akhirnya mereka kembali ke pesantren dan mengakui kesalahan mereka. Hal yang bisa kuambil dari cerita ini, semua perbuatan pasti memiliki konsekuensi. Setiap orang pasti pernah salah, jalan yang paling bijak adalah dengan mengakui kesalahan itu dan berusaha memperbaikinya. Allah saja Maha Pemaaf dan Penerima Tobat, tinggal kita sendiri apakah mau bertobat dan memperbaiki diri.
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Hello Memory': Kisah Cinta Remaja yang Rumit
-
Daftar 5 Tersangka Kasus Menghalangi Penangkapan Moch Subchi Al Tsani, Lengkap Perannya Masing-masing
-
Geledah Ponpes di Depok, Polisi Sita Kasur yang Diduga Dipakai Ustaz untuk Cabuli Belasan Santriwati
-
Ulasan Buku Kehidupan, Panduan Harian Menuju Kebahagiaan Hidup
-
Kemenag Setop Bantuan Dana Operasional untuk Ponpes Shiddiqiyyah Jombang
Ulasan
-
Ulasan Novel Midnight Prince: Pertempuran Batin yang Belum Selesai
-
Ulasan Novel Death of the Author: Makna Tersembunyi dalam Kematian
-
Novel The Fake Mate: Kisah Cinta Terlarang yang Berawal dari Kebohongan
-
Impresi Jujur Selepas Nonton Film Osiris
-
Crush "Don't Forget": Kenangan dan Perasaan yang Belum Benar-benar Pergi
Terkini
-
DAY6 Ungkap Poster Baru untuk Konser Anniversary dan Comeback yang Dinanti
-
Daftar Harga Skuat Klub Peserta Indonesia Super League, Mana yang Paling Mahal?
-
Beda Banget! Stray Kids Tampil dengan Konsep Visual Baru di Album KARMA
-
BRI Super League: Supriadi Jadi Bek Kanan, Persik Kediri Punya Skema Baru?
-
Kulit Cerah Tanpa Iritasi! 4 Pelembap Brightening untuk Semua Jenis Kulit