Sebagaimana kita ketahui bersama, Soekarno, atau akrab dipanggil Bung Karno, adalah Presiden pertama di negeri ini. Kisah hidupnya yang penuh perjuangan sangat perlu dikaji dan dijadikan pelajaran berharga bagi para generasi muda bangsa ini.
Topan Yuniarto, dalam tulisannya (Kompaspedia.kompas.id, 17/8/2021) menuturkan, Ir. Soekarno adalah orang pertama yang mencetuskan konsep Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator Republik Indonesia dan Presiden Pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia periode 1945-1967.
Buku berjudul “Sisi Lain Bung Karno” karya Andi Setiadi ini dapat dijadikan sebagai salah satu buku rujukan yang menceritakan kisah hidup Bung Karno beserta kebiasaan-kebiasaannya yang bisa menjadi sumber inspirasi bagi kita.
Andi Setiadi menjelaskan, membaca Bung Karno hanya dari satu sisi, serasa kurang lengkap. Membaca Bung Karno dari sisi sosialnya, aspek politik, dan sejarah perjuangannya dalam membela tanah air, jelas merupakan langkah penting untuk memahami sosok presiden RI pertama itu. Namun demikian, ada satu sisi yang barangkali jarang kita baca dari sosok Bung Karno, yaitu kisah romantismenya. Ya, sebagai suami bagi istri-istrinya, jelas Bung Karno memiliki kisah romantisme yang patut kita simak.
Ada banyak surat yang ditulis Bung Karno, di mana hal itu menunjukkan sisi romantismenya sebagai suami. “Dari ribuan dara di dunia. Kumuliakan engkau sebagai dewiku. Kupuja dengan nyanyian mulia, kembang dan setanggi dupa hatiku,” demikian petikan bunyi surat Bung Karno kepada Fatmawati (halaman 162).
Bung Karno dikenal sebagai sosok yang percaya diri. Kita tentu tahu bahwa percaya diri menjadi modal berharga bagi kita untuk meraih sukses. Andi Setiadi menjelaskan, kepercayaan diri merupakan sifat yang telah melekat dalam diri Bung Karno. Sifat itu pula yang membesarkannya menjadi seorang pemimpin negara yang berpengaruh.
Kepercayaan diri Bung Karno yang tampak di mata dunia, salah satunya adalah ketika ia mendobrak protokoler internasional dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sehingga, tidak mengherankan jika ia sering mendapat catatan kecil dari para pemimpin negara lain setelah sidang dilaksanakan (halaman 176).
Kisah hidup sekaligus sisi lain Bung Karno lebih lanjut dapat Anda baca langsung dalam buku terbitan Palapa (2016) ini. Selamat membaca.
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
-
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Akan Salat Idul Adha di Masjid Istiqlal Besok
-
Nambah Wawasan hingga Dapat Cuan, Ini 5 Manfaat Meresensi Buku
-
Wapres Maruf Serahkan Kurban Sapi Satu Ton Untuk Masjid Istiqlal Jakarta
-
Belum Menyerah Hadapi Arema FC, PSIS Semarang Bawa 21 Pemain ke Malang
-
Piala Presiden 2022: PSS Boyong 21 Pemain ke Samarinda, Ini Daftar Lengkapnya
Ulasan
-
Review Buku Beruang di Lantai Atas: Metafora tentang Jiwa yang Rindu Kebebasan
-
Ulasan Novel Saha: Perjuangan Identitas di Tengah Penindasan Sosial
-
Menepi ke Sunyi: Tahura dan Seni Melambat di Tengah Dunia yang Bergegas
-
Mengintip Pesona Pantai Kempala, Destinasi Favorit Para Peziarah!
-
TWS 'Double Take': Hip Hop Jadul yang buat Playlistmu Nggak Boring
Terkini
-
Law and The City Bagikan Dinamika Hubungan Mun Ka Young dan Lee Jong Suk
-
Daftar Harga dan Spesifikasi HP BlackBerry Terbaru 2025: Kembali Nostalgia!
-
Hearts2Hearts Temukan Tipe Ideal di Lagu Comeback Terbaru Bertajuk 'Style'
-
Marissa Anita Sosialita yang Mulai Gila? Netflix Hadirkan A Normal Woman!
-
Mulai Rp 1,4 Juta, Ini Daftar Harga Tiket Konser NCT Dream di Jakarta