Orang sering merasa paranoid atau parno terutama untuk pengemudi baru yang masih belajar mengemudi. Sebelum melintasi rel, guru biasanya menyuruhnya untuk meletakkan transmisi di gigi terendah. Hal ini dikarenakan pemula masih kesulitan untuk mengontrol kopling (manual) dan gas, yang membuat mobil berjalan kurang lancar. Guru juga akan meminta siswa untuk mengganti gigi transmisi ke-2 atau 1, tujuannya agar mesin tidak mudah mati.
Namun siswa tidak mendapatkan penjelasan teknis mengapa mesin mobil bisa mati tiba-tiba, karena bukan tugas guru untuk menjelaskan secara hal-hal teknis. Guru hanya memberi tahu siswa cara menyeberangi rel dengan aman dan nyaman.
Pak Bagus Setya mengatakan bahwa PM1156 dari Kereta Api adalah benar ketika kereta api bergerak dan ada medan magnet di sekitarnya. Sumber medan magnet ini adalah roda kereta api (Bogie) yang bagian utamanya adalah dinamo yang memiliki elemen magnet yang cukup besar.
Hal ini tentu saja berpengaruh pada jalur rel baja yang akan dan sedang digunakan untuk menjadi konduktor magnet yang sempurna. Gaya medan magnet bisa dirasakan satu kilometer sebelum kereta lewat. Jadi jangan pernah meremehkannya karena berbahaya.
Lokomotif seri CC202
Apalagi jika yang akan melintas adalah lokomotif seri CC yang biasanya memiliki rangkaian Bogie dengan 6 dinamo. Dibandingkan dengan lokomotif seri lainnya, lokomotif seri CC ini memiliki daya magnet yang besar, sehingga kita harus berhati-hati.
Menjaga jarak teraman adalah cara terbaik, dan jangan sekali-kali melintasi rel sebelum benar-benar aman (berhenti pada jarak yang ditentukan, yaitu 5-10 meter jika tidak ada pagar, tunggu 1 km sebelum dan 1 km sesudahnya). Sesudah kereta lewat, dan kemudian kendaraan berjalan melintasi rel.
Koil Mesin Mobil
Risikonya berasal dari terlalu dekat dengan rel dan mencoba menyeberanginya dengan nekat. Saat lokomotif berada dalam jarak 1 kilometer dari kendaraan, bagian koil (magnetic-style voltage regulator) mesin kendaraan akan terganggu oleh gaya magnet bogie yang sangat kuat, yang dapat mematikan mesin di tempat.
Sebenarnya gaya magnet dapat dihentikan oleh ban karet, tetapi terkadang gaya magnet bogie lebih kuat dan lebih besar, membuat ketahanan ban karet tampak sia-sia.
Jadi, demi keselamatan dan keamanan, sebaiknya berhenti di tempat yang aman dan ikuti petunjuk pada rambu-rambu kereta api atau petunjuk dari petugas di perlintasan kereta api.
Seseorang pernah mengatakan bahwa jika mobil berada di trek dan mesin tiba-tiba mati, hal terbaik yang harus dilakukan adalah menekan klakson dengan cepat dan keras sambil menginjak pedal gas. "Tujuannya, untuk memecah efek medan magnet secepat mungkin," kata orang.
Namun, belum bisa diketahui dari ahlinya apakah cara ini berhasil dan sudah teruji atau belum serta apa penjelasan teknisnya. Tetapi, lebih baik mentaati aturan yang berlaku dan menjaga jarak dari rel kereta api untuk tetap aman adalah cara terbaik, bukan?
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Pahami Skema Delay System saat Arus Balik Lebaran 2025
-
Stasiun Jogja Diserbu Pemudik: Puncak Arus Balik Lebaran Diprediksi Besok!
-
Pengamat: Perluasan Layanan Transjabodetabek Membantu Mengurangi Kendaraan Pribadi ke Kota Jakarta
-
Ratusan Ribu Pemudik Diprediksi Bakal Kembali ke Jakarta Pakai Kereta, Masuk Berkala hingga 11 April
-
Pengemudi Ojol Ngeluh BHR Cuma Dapat Rp50 Ribu, Wamenaker: Aplikator Rakus! Kita Akan Panggil
Ulasan
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Novel Homicide and Halo-Halo: Misteri Pembunuhan Juri Kontes Kecantikan
-
Ulasan Novel Dunia Sophie: Memahami Filsafat dengan Sederhana
-
Review Film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, dari Ritual Mistis sampai Jumpscare Kejam
Terkini
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?