Komunikasi termasuk hal yang urgen dan sangat penting dalam hidup ini. Komunikasi yang baik akan mengantarkan kita pada hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekeliling kita. Sebaliknya, komunikasi yang buruk akan membuat kita mudah bersinggungan dengan orang lain.
Komunikasi yang buruk juga menandakan bahwa diri kita masih mengedepankan ego dan kurang memiliki rasa toleransi serta kepedulian terhadap sesama. Misalnya, saat kita begitu mudah terpancing amarah ketika mendengar kabar yang belum tentu benar dan tidaknya.
Maka dari itu, sangat penting bagi seseorang untuk cakap atau pandai dalam berkomunikasi, seperti bagaimana cara memulai pembicaraan yang baik, menyampaikan pendapat dengan tegas dan santun, bagaimana memberikan pernyataan yang mengena dan nyaman di hati orang lain, bagaimana berekspresi yang baik di depan orang yang diajak berbicara, serta kecakapan-kecakapan berkomunikasi lainnya (halaman 175).
Sihabuddin, S.I.Kom., M.I.Kom menjelaskan keterangan Harefa (2013), bahwa ada tiga alasan kenapa kecakapan komunikasi sangat penting: Pertama, seperti yang dikatakan Stephen R. Covey, kemampuan berkomunikasi adalah keterampilan terpenting dalam hidup dan pekerjaan.
Kedua, karena kerugian yang disebabkan oleh ketidakcakapan berkomunikasi sangat besar di setiap organisasi. Bentuknya bisa berupa kesalahpahaman, konflik yang tidak perlu, suasana kerja yang buruk, motivasi kerja yang rendah, tidak tercapainya target dan penurunan produktivitas yang drastis, dan sebagainya.
Ketiga, kecakapan komunikasi kompleks (termasuk dalam beretika) adalah kompetensi yang memicu timbulnya rasa percaya diri yang sehat (healthy self-esteem and self-confidence), sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk bertindak berani dalam mengejar target-target tertentu.
Selain kecakapan dalam berkomunikasi, setiap orang perlu membekali dirinya dengan aktivitas menulis. Menulis ini bisa menjadi sarana yang sangat tepat untuk menuangkan ide atau pendapat kita. Terlebih bagi mereka yang belum memiliki kecakapan berbicara, atau memiliki sifat pendiam dan tak berani secara langsung menyuarakan aspirasinya melalui ucapan di depan umum.
Menulis di media massa misalnya, menulis opini, esai, bahkan puisi dan cerita pendek, bisa menjadi sarana yang cukup efektif bagi kita untuk menyuarakan unek-unek atau isi hati, sekaligus memberikan pencerahan kepada para pembaca.
Terbitnya buku “Terampil Berbicara dan Menulis” karya Sihabuddin, S.I.Kom., M.I.Kom ini dapat menjadi salah satu buku panduan yang menarik bagi para pembaca untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan menulis.
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
-
Menulis, Antara Self Reward dan Berbagi Ilmu
-
Kritik Sejumlah Pasal di Permenkominfo 5/2020, Elsam: Minim Pengawasan dan Potensi Penyalahgunaan Wewenang Tinggi
-
Antara Self Love dan Hobi: Merawat Diri dari Seni Menulis
-
3 Keuntungan Punya Tulisan Tangan Jelek saat Sekolah, Kalian Setuju?
-
Wajib Disimak! Manfaat Meningkatkan Skill Komunikasi
Ulasan
-
Ulasan Novel The Fall Risk: Cinta yang Bermula dari Sebuah Insiden
-
Jelang Idul Adha, 3 Jenis Kambing Lokal Ini Cocok Dijadikan Hewan Kurban
-
Antara Ronggeng dan Revolusi: Potret Sosial dalam Novel Dukuh Paruk
-
Ulasan Buku B.J. Habibie: The Power of Ideas
-
Latar Ijen: Resto Bergaya Mewah dan Nyaman di Kota Malang
Terkini
-
Curi Perhatian! Ini 4 Daily Style Jeon Somi yang Bikin OOTD Makin On Point
-
Setra Pangistren: Prosesi Pelepasan Kelas XII di SMA Negeri 1 Purwakarta
-
Nasib Thom Haye: Dipersimpangan Berkarir di Liga Indonesia atau Liga Eropa
-
SHINee Berbagi Chemistry Manis Penuh Nostalgia di Teaser MV 'Poet I Artist'
-
Menari di Antara Batas! Kebebasan Berekspresi di Sekolah vs Kampus