Sebagai orang Indonesia asli, mestinya kita berusaha melestarikan bahasa kita sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi? Selama ini, sebagian masyarakat kita, bahkan mereka yang memiliki jabatan tinggi, lebih memilih menggunakan bahasa asing untuk melabeli sesuatu, misalnya ketika membuka kios atau toko dengan istilah atau bahasa asing daripada bahasa kita sendiri.
Xenoglosofilia. Itulah istilah yang disematkan pada orang yang begitu tergila-gila menggunakan bahasa asing. Xenoglosofilia terdiri dari tiga kata: xeno yang berarti asing, gloso artinya bahasa, dan filia yang berarti suka. Jika digabungkan ketiganya, Xenoglosofilia merupakan rasa kesukaan yang berlebihan terhadap bahasa asing (MediaPublica.co, 3/8/2018).
Mempelajari bahasa Indonesia mungkin sudah kita lakukan sejak kecil. Namun sayangnya ketika kita sudah duduk di bangku perguruan tinggi, kita masih kurang begitu memahami cara berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahkan ada sebagian guru dan dosen yang masih belum bisa mempraktikkan (misalnya lewat tulisan) bahasa Indonesia dengan baik sesuai kaidah yang telah ditetapkan.
Mempraktikkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, memang saya akui agak sulit dan rumit. Terlebih ada sebagian kata yang mengalami perubahan atau revisi. Misalnya, saat kita ingin menggunakan kata ‘analisa’ dan ‘diagnosa’. Yang tepat itu sebenarnya analisa atau analisis? Diagnosa atau diagnosis? Yang tepat, bila merujuk keterangan dalam buku ini ialah diagnosis dan analisis.
Bahasa Indonesia pada awalnya banyak menyerap dari bahasa Belanda. Kecenderungan ini berubah setelah beberapa tahun bangsa kita lepas dari penjajahan Belanda dan semakin banyak orang Indonesia yang lebih paham bahasa Inggris ketimbang bahasa Belanda. Beberapa kata yang dulu diserap dari bahasa Belanda pun berubah ejaannya karena menyesuaikan dengan serapan dari bahasa Inggris. Kata analisis dan diagnosis termasuk di antaranya (halaman 196).
Ivan Lanin dalam buku terbitan Kompas (2018) ini menjelaskan, dulu bahasa Indonesia menulis dan melafalkan kedua kata ini dengan analisa dan diagnosa karena masing-masing diserap dari bahasa Belanda analyse dan diagnose (-se pada akhir kata bahasa Belanda dilafalkan -sa). Ivan kurang tahu persisnya kapan, tetapi yang jelas sejak KBBI III (2005) kedua kata ini ditulis dan dilafalkan dengan akhiran –sis, mengikuti ejaan bahasa Inggris, analysis dan diagnosis. Menurut Ivan, orang-orang tua kita mungkin masih terpengaruh oleh ejaan lama ini karena begitulah dulu kedua kata tersebut dieja. Jangan salahkan mereka!
Sangat menarik membaca buku tentang kebahasaan Xenoglosofilia, Kenapa Harus Nginggris? karya Ivan Lanin ini. Membaca buku ini akan semakin memperkaya wawasan kita tentang cara menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan tepat.
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Strategi Bijak Sebelum Mengejar Impian Beasiswa Ke Luar Negeri
-
Kisah Unai Emery Latih Arsenal tapi Tak Bisa Bahasa Inggris, Berakhir Dipecat
-
Pujian Trump pada Bahasa Inggris Prabowo Jadi Kontroversi, Justru Dianggap Rasis?
-
Skill Bahasa Inggrisnya Dipuji Trump, Pengalaman Prabowo Tinggal di Luar Negeri Jadi Modal, Berapa Lama?
-
Prabowo Dapat Pujian dari Donald Trump, Warganet Pertanyakan Kelancaran Bahasa Inggris Jokowi
Ulasan
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Bittersweet Marriage: Jodoh Jalur Hutang, 'Sampai Hutang Memisahkan Kita!'
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Salaryman's Club: Anime Sports Kombinasi Olahraga dan Kehidupan Kantoran
Terkini
-
Tren Childfree di Indonesia Melonjak, Sejauh Mana Negara Hadir?
-
Gagal Ikuti Tim Putra, Timnas Futsal Putri Raih Juara ke-3 di Ajang AFF Cup
-
Berhak Pakai Nomor 1, Jorge Martin Pilih Ganti atau Tidak?
-
Meski Tidak Turunkan Skuat Terbaiknya di AFF 2024, Indonesia tetap Ancaman bagi Vietnam
-
Dibintangi Kim Soo Hyun dan Jo Bo Ah, Ini Jadwal Tayang Drama Korea Knock Off