Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Poster Film The Map That Leads to You (Prime Video)
Athar Farha

Ada sesuatu yang selalu memikat dari kisah perjalanan romansa di dalam film. Dari Film Before Sunrise yang membuat kita percaya cinta bisa lahir hanya dari obrolan panjang di kereta, hingga Film Eat Pray Love yang mengajak penontonnya berkeliling dunia sambil mencari jati diri. Kini, Sutradara Lasse Hallström mencoba menggabungkan dua formula tersebut lewat film terbarunya, ‘The Map That Leads to You’, yang tayang di Prime Video sejak 20 Agustus 2025. 

Film ini diadaptasi dari novel karya J.P. Monninger, dengan naskah garapan Les Bohem dan Vera Herbert. Durasi ±104 menitnya terasa ringan, penuh panorama indah Eropa, dan dibintangi nama-nama muda populer lho, di antaranya: 

  • Madelyn Cline sebagai Heather
  • K.J. Apa sebagai Jack
  • Sofia Wylie sebagai Connie
  • Madison Thompson sebagai Amy 
  • Orlando Norman sebagai Raef
  • Dan tentunya masih banyak bintang pendukung lainnya 

Sobat Yoursay penasaran, kan? Sini deh kepoin lebih lanjut!

Sinopsis Film The Map That Leads to You

Scene Film The Map That Leads to You (Prime Video)

Cerita dimulai dari pertemuan antara Heather, si fresh graduate yang sebentar lagi bakal kerja di dunia perbankan, dan Jack, si pengelana misterius asal Selandia Baru. 

Mereka bertemu di kereta malam menuju Barcelona. Pertemuan mereka memang klise tapi manis, diperkuat dengan fakta bahwa keduanya sedang membaca novel klasik Hemingway, The Sun Also Rises.

Heather sendiri sedang liburan bersama dua sahabatnya: Amy yang baru patah hati dan mencari pelarian lewat romansa singkat dengan pria Inggris flamboyan, serta Connie, si food enthusiast yang kemudian jatuh hati pada Raef, sahabat Jack.

Perjalanan mereka di Spanyol sempat diwarnai konflik, termasuk ancaman pelecehan yang menimpa Amy, sebelum akhirnya mereka terpecah jalan masing-masing. 

Heather memilih mengikuti Jack, yang rupanya sedang menjalankan misi pribadi, yakni mengunjungi tempat-tempat yang pernah dituliskan kakek buyutnya dalam jurnal semasa Perang Dunia II. Dari sinilah romansa Heather dan Jack tumbuh, ditemani pemandangan indah kota-kota di Spanyol dan Portugal.

Namun tentu saja, ada rahasia besar yang disembunyikan Jack. Rupanya Jack mengidap leukimia stadium akhir, yang pada akhirnya mengancam hubungan mereka. Dari sini, film bergerak menuju jalur melodrama klasik: cinta, perpisahan, air mata, dan pertemuan kembali.

Klise banget, kan? Begitulah bila dilirik kapan film ini dirilis. Lalu bagaimana dengan performa film ini? Yuk, lanjut baca sampai tuntas!

Review Film The Map That Leads to You

Jujur saja, saat nonton film ini, awalnya aku cukup terhibur. Ada chemistry manis antara Madelyn Cline dan K.J. Apa, ditambah sinematografi indah arahan Sinematografer Manuel Claro, yang membuat setiap sudut Eropa terlihat seperti feed Instagram yang rapi.

Sayangnya, semakin lama, aku merasa ‘The Map That Leads to You’ terlalu mengandalkan kisah klise tanpa menyisipkan kedalaman emosi.

Percakapan Jack dan Heather tentang ‘hidup di masa kini’ versus ‘merencanakan masa depan’ memang terdengar filosofis di permukaan, tapi sayangnya kosong makna. Bahkan ada adegan di mana Heather berargumen bahwa jurnal kakek buyut Jack hanyalah versi jadul dari Instagram travel. Dan bukannya terkesan pintar, malah agaknya bikin keningku mengerut. 

Lalu soal logika cerita, film ini sering terasa mengabaikannya. Perjalanan keliling Eropa mereka entah bagaimana selalu punya dana, padahal subplot uang curian dari pria yang hampir melecehkan Amy cepat habis. Bagaimana Heather dan kawan-kawan tetap bisa tarik uang dari ATM? Entahlah, film ini kesannya nggak peduli dengan itu. 

Bukan hanya itu, latar belakang Heather yang berasal dari keluarga sederhana di Texas terasa janggal. Ayahnya (Josh Lucas) digambarkan sebagai sosok pekerja keras sejak muda, tapi entah bagaimana dia mampu membiayai pendidikan Heather di Boston dan mendukung gaya hidup putrinya yang terlihat sangat mapan. Seolah-olah film ini ingin menonjolkan ‘kisah cinta anak orang biasa’, tapi lupa menyesuaikan detail kecil yang membuatnya meyakinkan. Bikin gemas deh!

Dan tentu saja, ‘penyakit mematikan’ sebagai bumbu melodrama sudah terlalu sering dipakai. Rasanya hanya jadi trik instan untuk memeras air mata penonton, tanpa benar-benar membangun emosi yang dalam sejak awal.

Iya deh, Film The Map That Leads to You memang film yang cantik dipandang, tapi jujur saja cepat terlupakan. 

Bila Sobat Yoursay hanya ingin melihat pemandangan Eropa dan drama cinta penuh air mata, film ini mungkin masih bisa dinikmati. Sayangnya, bagiku, film ini gagal ngasih sesuatu yang benar-benar baru atau menyentuh hati.

Skor: 2/5