Tak ada orang yang ingin hidup menderita. Setiap orang tentunya ingin hidup bahagia. Hal ini sangatlah lumrah dan manusiawi. Karena kebahagiaan itu memang sangat menyenangkan dan kerap membuat orang terlena karenanya.
Namun, jangan sampai kita salah mengartikan bahagia. Bahagia itu bisa kita peroleh dan dinikmati kapan saja. Artinya, bahagia itu tak selalu berbentuk materi berlimpah. Bahagia itu sangat luas cakupan maknanya. Bangun tidur dalam kondisi segar bugar juga termasuk kebahagiaan yang harus selalu kita syukuri.
Hal yang penting digarisbawahi di sini bahwa kebahagiaan itu harus kita ciptakan sendiri. Kitalah yang dituntut untuk bisa menentukan diri (sikap) kita, apakah mau menjalani hidup ini dengan penuh rasa bahagia, atau malah sebaliknya?
Salah satu cara agar kita bisa menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan ialah dengan menjalani kegiatan yang kita sukai. Gali terus setiap hal yang ada dalamdiri kita. Saya yakin setiap orang memiliki bakat serta potensi yang bila dikembangkan akan menjadi sesuatu yang menakjubkan.
Dalam buku ‘Mengubah Derita Menjadi Bahagia’ karya Gael Lindenfield (Gramedia, 2004) dijelaskan bahwa menemukan kedalaman pribadi dan potensi Anda adalah cara yang paling cepat untuk membuat hidup Anda lebih memuaskan dan penuh makna. Kita perlu menemukan dan tetap berupaya menemukan tiga hal berikut ini:
Pertama, siapa diri kita: agar kita bisa memanfaatkan kekuatan kita, mengubah atau mengatur kelemahan kita, dan mengembangkan bagian-bagian yang perlu kita kembangkan. (Kalau tidak, kita akan menjadi orang yang sesuai dengan anggapan orang tentang diri kita atau sesuai dengan keinginan mereka tentang diri kita atau selalu tetap seperti semula).
Kedua, apa yang kita percayai: agar kita bisa bertindak dengan penuh semangat dan tetap menghargai diri dengan menjalani hidup selaras dengan prinsip-prinsip yang kita yakini. (Kalau tidak, kita bisa terseret dengan sembrono ke dalam nilai-nilai orang-orang lain dan perlu pengakuan dari mereka).
Ketiga, apa yang kita inginkan: agar kita bisa terinspirasi oleh kehidupan pribadi yang kita idamkan. (Kalau tidak, kita akan mudah diperalat dan dimanipulasi oleh orang lain).
Buku ‘Mengubah Derita Menjadi Bahagia’ ini sangat cocok dijadikan sebagai teman di kala sedih dan galau, karena ada banyak penjelasan positif yang bisa mengubah cara pandang kita dan memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bahagia.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Kevin Sanjaya Lamar Valencia Tanoesoedibjo, Lapangan Stadion JIS Disulap Jadi Megah
-
Berbagi Makanan Gratis Usai Naik Semester 3, Reaksi Orang yang Diberi Bikin Wanita Ini Terenyuh
-
4 Hal Simpel yang Bisa Bikin Hidup Lebih Happy, Sudah Terapkan?
-
3 Tips Berhenti Jadi Tukang Mengeluh, Hidup Lebih Bahagia!
Ulasan
-
Ulasan Novel Algoritme Rasa: Ketika Setitik Luka Jadi Dendam Abadi
-
Review Film Mama: Pesan dari Neraka, Horor Digital yang Bikin Parno!
-
Review Film Sukma: Rahasia Gaib di Balik Obsesi Awet Muda!
-
Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana
Terkini
-
Air Mata di Kathmandu: Medsos Diblokir, Rakyat Bangkit, Pemerintah Runtuh
-
Rilis PV Baru, Kingdom Season 6 Tampilkan Pertarungan Pasukan Qin vs Zhao
-
DPR Ingatkan TNI: Tak Ada 'Legal Standing' untuk Polisikan Ferry Irwandi
-
Playlist Mellow yang Bikin Tenang Meski Lagi Enggak Sedih
-
Matcha, Labubu, dan Buku Feminist: Saat Cowok Jadi Performative Male