Introvert merupakan salah satu teori kepribadian yang banyak dimiliki orang. Teori kepribadian ini biasanya diidentikkan pada orang yang lebih suka menyendiri, pendiam, dan pemalu. Bahkan tak jarang banyak orang yang mengatakan bahwa introvert ini orang yang antisosial. Namun, sebenarnya hal tersebut kurang tepat.
Inrovert juga dapat menikmati dunia dengan orang-orang, hanya saja mereka perlu menyendiri untuk memperoleh energi dari dalam diri. Hal ini berkebalikan dengan ekstrovert dimana mereka bisa memperoleh energi dari luar dan lingkungan. Jadi, jika introvert lebih suka menyendiri memang wajar karena mereka bisa recharge diri mereka tanpa harus bersosialisasi dengan banyak orang.
Sebenarnya bagaimana sisi ilmiah melihat kepribadian ini?
Mengutip dari kanal Youtube BBC Ideas, introvert ini berhubungan erat dengan senyawa kimia yang ada pada otak. Semua orang memiliki 2 senyawa kimia penting bernama dopamine dan asetilkolin di otak. Dopamine inilah yang membuat seseoarang lebih berenergi bagi ekstrovert. Sementara orang introvert sangat sensitif pada dopamine.
Nah, inilah yang menyebabkan introvert lebih suka menyendiri untuk kembali mendapat asetilkolin. Mereka bisa recharge energi dengan asetilkolin tersebut yang bisa didapatkan saat mereka menikmati dunianya dengan melakukan hal yang mereka sukai salah satunya dengan menyendiri tersebut.
Lalu salahkah menjadi introvert?
Masih banyak teori dan argumen mengenai inrovert dan ekstrovert. Namun, keduanya bukan lantas menjadi acuan untuk mengkategorikan orang. Kita tahu bahwa ada banyak orang di dunia ini dan tak hanya dikategorikan dengan kedua hal tersebut. Menjadi introvert itu juga bukan hal yang salah. Itulah yang ada dalam diri mereka.
Terkadang introvert bukan orang yang ingin menikmati dunia yang luas ini sendiri tetapi mereka lebih membatasi diri karena kurang pandai mengekspresikan emosi. Selain itu, mereka lebih tertarik menjadi pendengar yang baik saat berada di depan orang banyak. Namun, introvert juga dapat menikmati semua hal dengan dengan cara mereka sendiri.
Jadi apapun kepribadianmu, baik introvert atau ekstrovert bukan masalah. Namun, bagian terpentingnya adalah bagaimana kepriadian itu dapat menjadikan dirimu lebih baik dalam menjalani hidup.
Baca Juga
-
Makan Ramah Lingkungan dengan Tadisi Lama, Cara Kembali Menyayangi Bumi
-
Tidak Perlu Krim Mahal, Pakai 5 Bahan Alami Ini untuk Hilangkan Flek Hitam
-
Ingin Terapkan Less Waste saat Travelling? Berikut 4 Tipsnya!
-
5 Langkah Sederhana Less Waste, Yuk Coba Terapkan!
-
Mulai Sustainable Living dari Mana? 5 Kebiasaan Ini Bisa Kamu Terapkan
Artikel Terkait
-
Ogah Drama, Begini Prinsip Ivan Gunawan Jaga Pertemanan Sesama Artis
-
Calvin Verdonk Tak Minat Cari Cuan di Instagram: Kalau di Rumah Habiskan Waktu dengan Keluarga
-
Buku Broken But Unbroken, Jendela Edukasi Mengenai Kepribadian Narcissistic Personality Disorder
-
Kesuksesan Milik Semua Orang dalam Buku Introver Juga Bisa Sukses
-
Ulasan Novel Paradigma, Cinta Segitiga antara Tokoh dengan Mental Disorder
Ulasan
-
Ulasan Novel 'Tari Bumi', Kehidupan Perempuan Bali di Tengah Tekanan Kasta
-
Belajar Percaya Diri Melalui Buku The Power of Confidence Karya Palupi
-
Hakikat Kebebasan, Novelet Kenang-kenangan Mengejutkan Si Beruang Kutub
-
Ulasan Buku Struktur Cinta Yang Pudar, Melawan Kenangan yang Perih
-
Ulasan Buku Bucket List: Khayal-Khayal Dahulu, Keliling Dunia Kemudian
Terkini
-
Novel 'Samuel' Diadaptasi Jadi Sinetron, Rebecca Klopper Jadi Aktris Utama
-
Debut di MotoGP, Begini Reaksi Somkiat Chantra saat Jajal Motornya
-
BLak-blakan! Soyeon (G)I-DLE Sebut Eks Member dan Sindir HYBE di MAMA 2024
-
Dilibas Tottenham Hotspur 4-0, Era Keemasan Manchester City Telah Berakhir?
-
WayV Bertransformasi Jadi Bad Boy di Teaser MV Lagu Terbaru 'Frequency'