Film Sayap-Sayap Patah merupakan film yang menceritakan tentang aksi terorisme atau pemboman Kepolisian Resor Kota Surabaya yang terjadi sekitar tahun 2018 lalu. Dimana, sebelum aksi pemboman di Polres Kota Surabaya itu, terjadi juga pemboman di dua gereja di Surabaya. Dan, juga merupakan film yang menceritakan kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Film Sayap-Sayap Patah merupakan film yang menceritakan tentang sejarah aksi terorisme di Indonesia. Dan, hal tersebut penting sekali untuk diketahui oleh seluruh masyarakat, anak-anak dan remaja.
Oleh sebab itu, tepat sekali bila film tersebut menjadi film pilihan masyarakat dan juga keluarga.
Hal tersebut sebagai bentuk pelajaran bahwa aksi terorisme itu sangat sering menyerang negara kita Indonesia. Film Sayap-Sayap Patah menjadi sinema yang patut untuk ditonton oleh masyarakat di bioskop. Hal itu karena film tersebut menceritakan tentang kehidupan keluarga yang bahagia menantikan kelahiran anak pertama dan juga dibalut kesedihan yang mendalam ketika sang suami harus meninggal dunia akibat kekisruhan yang terjadi di kantor kepolisian tempat sang suami bekerja
Tragisnya, sang suami yang diperankan Nicholas Saputra meninggal ketika sang istri yang diperankan Ariel Tatum harus dirawat di rumah sakit karena ingin melakukan persalinan anak pertama.
Bukan itu saja, awal-awal pernikahan keluarga kecil tersebut pun terasa berat karena suami yang bekerja sebagai polisi harus setiap hari melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai polisi sehingga harus meninggalkan keluarga kecilnya sejenak.
Tentu saja, hal itu sulit bagi sebuah keluarga. Apalagi sedang mengandung anak dari buah cinta mereka. Dan, yang membuat penonton sedih dan menangis adalah ketika sang suami meninggal dunia disaat anak pertama baru lahir.
Dalam momen itu sangat mengharukan karena tugas dan tanggungjawab diemban dengan baik namun kebahagiaan keluarga harus sirna akibat suami yang meninggal dunia.
Dalam kondisi itu, tentu saja tak pernah dibayangkan banyak orang. Kisah seperti itu sangat tidak diinginkan sehingga layak untuk disukai banyak orang.
Selain itu, kita semakin belajar untuk bekerja keras setiap hari, kita belajar bahwa pentingnya semangat nasionalisme untuk menolak aksi kejahatan hadir di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara apalagi aksi terorisme haruslah kita lawan dan tidak dibiarkan tumbuh berkembang di negeri ini.
Sudah saatnya kita membuka mata untuk melakukan pencegahan paham radikalisme merasuki masyarakat dan kita melakukan penindakan bagi mereka yang melakukan aksi terorisme.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Profil Jenderal Elphis Rudy, Paman AKP Ulil Murka Keponakan Ditembak Mati AKP Dadang
-
Ulasan Buku 'Di Tanah Lada': Pemenang II Sayembara Menulis Novel DKJ 2014
-
Polisi Tembak Polisi: AKP Dadang Iskandar Diketahui Punya Beberapa Properti dan Mobil
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Ulasan
-
Review Film Officer Black Belt, Kisah Kim Woo Bin dalam Menangkap Penjahat
-
Review Film We Live in Time, Kisah Romansa yang Dibintangi Andrew Garfield
-
Menguak Misteri Pembunuhan Sebuah Keluarga dalam Novel 'Pasien'
-
Ulasan Buku 'Di Tanah Lada': Pemenang II Sayembara Menulis Novel DKJ 2014
-
Belajar Berani Untuk Tidak Disukai Melalui Buku The Courage to be Dislike
Terkini
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Jung Woo-sung Konfirmasi Punya Anak dengan Model Moon Ga-bi
-
Bikin Awet Muda! 3 Rekomendasi Sunscreen dengan Kandungan Anti-Aging
-
PSSI Rilis 27 Nama Pemain Timnas untuk AFF Cup 2024, Ada Alumni PD U-17
-
Thom Haye Ungkap Cerita Lucu di Balik Gol Pertama Marselino Lawan Arab