Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Novel "Kafe Serabi" (Dokumen pribadi/ Sam Edy)

Saya merasa yakin bahwa tak ada manusia yang bisa menjalani hidup sendirian. Sendiri di sini tentu memiliki cakupan makna sangat luas. Tak hanya seputar pasangan hidup, tetapi lebih luas lagi, yakni butuh teman atau sahabat.

Kita tentu memahami setiap orang pasti akan berhadapan dengan persoalan dalam hidup ini. Persoalan tersebut tentu bukan untuk dibiarkan begitu saja melainkan dicarikan jalan keluarnya. 

Nah, dalam mencari jalan keluar tersebut, setiap orang tentu membutuhkan kehadiran orang lain, semisal kerabat atau sahabat sebagai tempat menumpahkan persoalan (curhat) sekaligus mencari jalan keluar bersama. 

Hal ini menjadi sebuah bukti nyata bahwa yang namanya manusia itu memang tidak bisa hidup sendirian. Dalam hal-hal tertentu ia akan membutuhkan kehadiran dan bantuan manusia yang lainnya. 

Selanjutnya bicara tentang kesempurnaan. Saya yakin tak ada manusia sempurna di dunia ini. Meski tak sempurna, tapi setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tugas kita adalah saling melengkapi satu sama lain. 

Perihal kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri manusia, ada sebuah kisah menarik yang bisa kita simak dalam novelKafe Serabi” karya Ade Ubaidil. Dikisahkan, Anggun adalah nama gadis muda yang memiliki kekurangan (dalam hal fisik). 

Anggun memiliki postur bongsor alias gemuk. Bisa dikatakan, kondisi fisiknya jauh berbeda dengan anak-anak muda sebayanya. Karena fisiknya itulah, ia kerap dibully (jadi bahan ledekan) teman-temannya. Berikut ini petikan kisahnya:

Semenjak lulus SMA, Anggun memutuskan untuk melanjutkan kuliah. Pilihannya jatuh pada sebuah perguruan tinggi di Serang. Namun, sangat disayangkan. Orang-orang yang berada di lingkungannya tidak begitu ramah seperti yang dia bayangkan. Persis seperti ketika dia duduk di bangku SMAN 1 Cilegon. Teman-temannya lebih senang mengejek, mem-bully keadaan fisiknya yang berbeda dengan sebayanya kebanyakan (Kafe Serabi, halaman 9).

Untung saja, Anggun memiliki keluarga yang hangat. Keluarga yang menyayangi dirinya. Dia juga memiliki dua orang sahabat yang saling mengerti satu sama lain, yakni Anton dan Mila.

Beragam persoalan hadir dalam kehidupan Anggun. Salah satunya ketika Anggun merasa jatuh hati pada seorang pemuda tampan. Anggun bertemu pemuda bernama Keanu Lazuardi tersebut di sebuah kafe bernama Kafe Serabi. Sayangnya, ada satu rahasia mengejutkan terkuak tentang siapa jati diri Ken sebenarnya.

Kisah Anggun dan segala persoalan hidupnya dalam novel “Kafe Serabi” ini layak disimak. Novel ini meninggalkan pesan atau pelajaran yang bisa dipetik oleh pembaca. Salah satunya tentang kebiasaan orang-orang mem-bully fisik orang. Kebiasaan ini mestinya harus kita hindari. Mem-bully sesama, apa pun alasannya, tidak diperbolehkan karena sangat melukai perasaan.

Sam Edy Yuswanto