Lintang Siltya Utami | Ryan Farizzal
Poster film The Housemaid (IMDb)
Ryan Farizzal

Film The Housemaid adalah adaptasi dari novel bestseller karya Freida McFadden, disutradarai oleh Paul Feig, yang dikenal dengan film komedinya seperti Bridesmaids (2011) dan Spy (2015). Kali ini, Feig beralih ke genre thriller psikologis dengan sentuhan gothic yang gelap.

Dibintangi oleh Sydney Sweeney sebagai Millie, seorang pembantu rumah tangga yang mencoba memulai hidup baru, dan Amanda Seyfried sebagai Nina, nyonya rumah yang glamor tapi misterius. Brandon Sklenar memerankan Andrew, suami Nina, sementara Michele Morrone dan Madeline Petsch melengkapi cast pendukung.

Film ini dirilis oleh Lionsgate dan memiliki durasi sekitar 131 menit, dengan rating R karena kekerasan, bahasa kasar, dan konten seksual.

Rahasia Gelap di Balik Rumah Mewah Winchester

Salah satu adegan di film The Housemaid (IMDb)

Cerita berpusat pada Millie, seorang wanita muda yang baru keluar dari penjara dan mencari pekerjaan. Ia diterima sebagai pembantu di rumah mewah keluarga Winchester. Nina dan Andrew tampak seperti pasangan sempurna: kaya, sukses, dan memiliki anak perempuan yang lucu.

Namun, seiring waktu, Millie mulai mengungkap rahasia gelap di balik fasad kemewahan itu. Nina memiliki sisi eksentrik yang berbahaya, sementara Andrew menunjukkan ketertarikan yang ambigu terhadap Millie. Plot berkembang menjadi permainan kucing-dan-tikus penuh intrik, di mana batas antara korban dan pelaku semakin kabur. Tanpa spoiler, film ini penuh twist yang tak terduga, menggabungkan elemen suspense ala Hitchcock dengan drama rumah tangga modern.

Secara visual, The Housemaid memukau dengan sinematografi yang menekankan kontras antara kemewahan dan kegelapan. Rumah besar Winchester difilmkan seperti istana berhantu, dengan pencahayaan redup dan sudut kamera yang menciptakan ketegangan.

Musik score oleh komposer Bear McCreary menambah atmosfir mencekam, terutama di adegan-adegan klimaks. Feig berhasil menyeimbangkan nada: awalnya ringan seperti komedi hitam, lalu berubah menjadi thriller berdarah. Akan tetapi, aku lebih suka menyebutnya garishly fun karena elemen over-the-top yang sengaja dibuat berlebihan, seperti dialog cheesy dan plot hole yang bisa dimaafkan demi hiburan.

Review Film The Housemaid

Salah satu adegan di film The Housemaid (IMDb)

Performa aktor menjadi highlight utama. Sydney Sweeney membuktikan versatilitasnya setelah perannya di serial Euphoria (2019-2022) dan film Echo Valley (2025).

Sebagai Millie, ia menampilkan campuran kerentanan dan kekuatan, membuatku berempati sekaligus curiga. Sweeney menguasai adegan fisik dan emosional, terutama saat karakternya menghadapi dilema moral.

Amanda Seyfried, di sisi lain adalah force of nature. Ia memerankan Nina dengan kegilaan yang terkendali, mengingatkan pada peran ikonik seperti Amy Dunne di Gone Girl. Seyfried mencuri perhatian dengan monolog-monolog yang intens, menjadikan Nina sebagai antagonis yang kompleks, bukan sekadar villain seperti di film kartun.

Brandon Sklenar solid sebagai Andrew, meski karakternya lebih sebagai pendukung. Chemistry antara Sweeney dan Seyfried menjadi motor penggerak film, menciptakan dinamika female-led yang kuat, dengan tema feminis tentang kekuasaan, manipulasi, dan balas dendam.

Tema utama The Housemaid mengkritik ketimpangan kelas sosial dan ilusi kesempurnaan. Millie melambangkan kelas bawah yang dieksploitasi, sementara keluarga Winchester mewakili elite kaya yang korup di balik kemewahan.

Film menyisipkan satire sosial tentang bagaimana media sosial menyembunyikan masalah rumah tangga. Ini juga membahas trauma masa lalu dan pemberdayaan perempuan, meski terkadang klise.

Sebagai thriller, suspense dibangun secara bertahap, namun berakhir dengan hiburan berlebihan penuh kekerasan grafis dan twist absurd. Film ini menawarkan postfeminisme pulp yang cerdas, dengan perempuan menguasai narasi. Bagi pencari kedalaman psikologis, ini lebih sebagai hiburan ringan daripada drama mendalam.

Kelebihan The Housemaid ada pada pacing cepat dan hiburan murni. Durasi pendek membuatnya tetap seru, klimaksnya memuaskan walau agak mudah ditebak bagi penggemar genre. Efek visual, termasuk adegan berdarah, dieksekusi rapi tanpa ekses.

Kekurangannya ada pada subplot yang dangkal, backstory Millie kurang digali, serta humor khas Feig yang terkadang mengganggu ketegangan. Film ini pulpy thriller berisi twist tak terduga, meski dikritik karena elemen tawdry dan silly. Secara keseluruhan, pilihan solid bagi pencinta suspense, mirip A Simple Favor karya Paul Feig yang sama.

Di Indonesia, The Housemaid tayang di bioskop mulai hari ini, 31 Desember 2025. Tersedia di jaringan seperti CGV, XXI, dan Cinepolis. Jadwal tayang bervariasi per kota, misalnya di Jakarta pukul 14:15 di Grand Indonesia, atau Pekanbaru pukul 10:15 di Transmart. Tiket bisa dipesan online via aplikasi bioskop. Film ini rated 17+ di Indonesia karena konten dewasa, jadi cocok untuk penonton remaja atas dan dewasa yang suka thriller intens.

The Housemaid adalah thriller yang menghibur dengan twist cerdas dan performa bintang yang memikat. Meski bukan masterpiece, ini berhasil menyajikan pesan feminis dalam balutan suspense gothic. Sangat aku rekomendasikan untuk ditonton di bioskop untuk pengalaman imersif! Rating pribadi dariku 7.5/10.